Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

Aussie Tetangga, Tapi Bukan Sahabat

Minggu, 16 Desember 2018 08:05 WIB
PM Australia Scott Morisson (kanan). (Foto: Twitter @australian)
PM Australia Scott Morisson (kanan). (Foto: Twitter @australian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Australia akhirnya mengikuti jejak Amerika. Negeri Kanguru itu mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pengakuan itu menuai kecaman dari Indonesia. Ini artinya, Australia tetangga, tapi bukan sahabat kita. Pengumuman itu disampaikan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Sabtu (15/12).

Sebelum diputuskan, Morrison mengaku telah berkonsultasi dengan para politisi dan sekutu di luar negeri. Pemerintah Australia memutuskan kini mengakui Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel, sebagaimana dinyatakan parlemen Israel, Knesset, dan lembaga pemerintahan lainnya," ujar Morrison, Sabtu (15/12).

Meski begitu, Morrison menyebut negaranya tak terburu-buru mengikuti jejak AS dengan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Australia akan membangun dulu kantor perdagangan dan pertahanan di Yerusalem, sambil mencari lokasi yang cocok untuk mendirikan kedutaan. "Kami berharap untuk memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem Barat, setelah penentuan status akhir," tutur Morrison.

Baca juga : Australia Berencana Akui Yerusalem Ibukota Israel

Dia bilang, keputusan Australia itu diambil dengan tetap menghormati komitmen kedua pihak, untuk mencapai solusi dua negara dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Karena itu, Australia akan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina, jika kesepakatan solusi dua negara tercapai. "Pemerintah Australia juga bertekad untuk mengakui aspirasi rakyat Palestina, akan negara di masa depan dengan ibukotanya di Yerusalem Timur," ujarnya.

Morrison sebelumnya sudah pernah mengungkapkan, Australia akan mengikuti langkah AS yang memindahkan Kedubes-nya ke Yerusalem. Langkah itu dinilai banyak kalangan di Australia sebagai alasan politik semata, untuk memenangkan pemilu Oktober lalu supaya dipilih warga Yahudi.

Menanggapi keputusan Australia itu, pemerintah Indonesia langsung bereaksi. Kemenlu RI meminta Australia dan semua anggota PBB, untuk segera mengakui negara Palestina. Kemenlu juga selalu menegaskan, Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebelum tercapai solusi dua negara dengan Palestina.

Baca juga : Tersangka Pembunuh Sekeluarga Dikenal Tetangga Cuek Dan Galak

Keputusan Australia ini memicu reaksi dari pemerintah Indonesia. Sebelumnya, saat tinjauan kebijakan diumumkan pada bulan Oktober, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, meminta agar Australia tak mengambil langkah yang dapat mengancam proses perdamaian dan mengancam stabilitas keamanan dunia. Presiden Jokowi langsung menelepon Morrison pada Oktober lalu, untuk menanyakan soal pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem, ketika rencana itu pertama kali mencuat.

Namun, pemerintah Australia tetap nekat mewujudkan rencana itu. Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menyebut, Australia main aman dengan hanya mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel l, dan tak memindahkan Kedubesnya ke sana. Pernyataan ini hendak mengesankan seolah ada pergeseran dari kebijakan sebelumnya, yakni memindahkan kedutaan besar Australia dari Tel Aviv ke Jerusalem. "Apa yang dilakukan Morisson, kemungkinan besar mengamankan posisinya di mata konstituennya pada saat bersamaan, juga di mata Indonesia, ujar Hikmahanto.

Indonesia tidak menyetujui rencana Australia memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Ketidaksetujuan Indonesia diwujudkan dengan memanfaatkan daya tekan, untuk tidak menandatangani Perjanjian Perdagangan, yang seharusnya dilakukan pada Desember ini. Hikmahanto melanjutkan, Yerusalem Timur adalah wilayah dimana kota suci tiga agama berada. Dengan hanya mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, Morisson seolah ingin menyampaikan pesan bahwa Australia tetap menghormati resolusi PBB dan sikap Indonesia, yang menyatakan kota suci tiga agama tetap merupakan wilayah yang berada dibawah PBB.

Baca juga : Impor Barang Modal & Konsumsi Makin Mahal

Menurut Hikmahanto, taktik politik Morisson itu harus disikapi oleh Indonesia, dengan tidak mengubah kebijakan untuk tidak menandatangani Perjanjian Perdagangan. [OKT/NET]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.