Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

36 Kasus Baru Terlacak

PM Johnson: Inggris Pelototi Penularan Cacar Monyet

Selasa, 24 Mei 2022 13:54 WIB
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Instagram)
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Kesehatan Inggris Raya melaporkan, 36 kasus cacar monyet baru telah terdeteksi di Inggris. Satu kasus infeksi pertama, terlacak di Skotlandia.

Terkait hal ini, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan, tambahan kasus itu membuat total kasus cacar monyet yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada 7 Mei lalu, menjadi 57.

Meski wabah tersebut mengkhawatirkan, UKHSA menilai risiko warga Inggris terkait kasus cacar monyet tergolong rendah.

Baca juga : Usut Kasus Korupsi Dana Insentif Tabanan, KPK Garap Sri Mulyani

Soal ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, pemerintahnya sangat hati-hati menyikapi penularan kasus cacar monyet.

"Sebetulnya, ini adalah penyakit yang sangat langka. Sejauh ini, konsekuensinya juga tidak terlalu serius. Namun, penting bagi kita untuk mengawasinya," kata Johnson kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.  

UKHSA kembali menegaskan, penyakit cacar monyet tidak gampang menular.

Baca juga : KSP: Jangan Ada Lagi Yang Permainkan Nasib Rakyat

"Bersamaan dengan laporan kasus lebih lanjut yang diidentifikasi di negara lain secara global, kami terus mengidentifikasi kasus tambahan di Inggris," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Dr. Susan Hopkins.

"Sebagian besar kasus cacar monyet di Inggris dan Eropa ditemukan pada pria gay dan biseksual. Karena itu, kami secara khusus mendorong kelompok tersebut untuk mewaspadai gejala penyakit cacar monyet," imbuhnya.

UKHSA menyarankan, kontak erat yang pastinya berisiko tinggi tertular, harus diisolasi selama 21 hari.

Baca juga : Inggris, Please Balikin Aset Sultan HB II

Sebelumnya, Kepala Unit Penyakit Baru dan Zoonosis WHO Maria van Kerkhove mengatakan, lebih dari 100 kasus yang dicurigai dan dikonfirmasi dalam wabah baru-baru ini di Eropa dan Amerika Utara, tidak tergolong parah. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.