Dark/Light Mode

Mosi Tidak Percaya Digelar Malam Ini, Boris Johnson Di Ujung Tanduk

Senin, 6 Juni 2022 21:32 WIB
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Instagram)
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Spekulasi berbulan-bulan atas kepemimpinan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dipastikan berakhir pada Senin (6/6) malam, lewat voting mosi tidak percaya.

Ketua Komite 1922 atau Komisi Anggota Privat Konservatif pada House of Common Inggris, Graham Brady mengatakan, ambang batas 15 telah terlampaui.

Voting mosi tidak percaya digelar, jika ambang batas 54 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang meminta voting itu tercapai.

"Suara akan segera dihitung malam ini. Pengumuman menyusul," kata Brady seperti dikutip Reuters, Senin (6/6).

Baca juga : Indonesia Sambut Pameran Mesin Industri Dan Subkontrak Di Thailand

Sementara itu, Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan, Johnson menyambut baik pemungutan suara tersebut.

"Malam ini adalah kesempatan untuk mengakhiri spekulasi berbulan-bulan. Ini akan memungkinkan pemerintah untuk menarik garis dan melanjutkan, memenuhi prioritas rakyat," katanya.

"Perdana Menteri menyambut baik rencana pembahasan kasusnya di parlemen. Dia mengingatkan anggota parlemen untuk tetap bersatu, dan fokus pada isu yang penting bagi pemilih," imbuhnya.

Dukungan Truss

Baca juga : Malam Ini, Carlos Sainz Pede Juara Di Kampung Halaman

Menteri Luar Negeri Liz Truss menegaskan, dia mendukung Johnson dalam mosi tidak percaya di antara anggota parlemen dari Partai Konservatif mereka.

 

 

"Saya mendukung Perdana Menteri 100 persen dalam voting hari ini. Saya sangat mendorong para kolega untuk mendukungnya," kata Truss via Twitter.

"PM Johnson telah berjuang memulihkan ekonomi di tengah situasi pandemi Covid. Dia juga mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Dia bahkan telah meminta maaf atas kesalahan yang dibuat. Kami sekarang harus fokus pada pertumbuhan ekonomi," imbuh wanita yang berpotensi menjadi calon penerus Johnson.

Baca juga : Usia Wanita Jerman Pertama Kali Melahirkan Makin Tua

Johnson, yang diangkat sebagai perdana menteri pada tahun 2019, saat ini berada di bawah tekanan yang semakin besar. Dia tidak dapat menghindar dari partygate, pesta yang digelar di kantor dan kediamannya di Downing Street London, di tengah lockdown ketat akibat Covid yang diterapkan negara tersebut.

Dia bahkan disoraki, saat tiba di dalam acara peringatan masa jabatan Ratu Elizabeth II. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.