Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tata Cara Shalat Idul Fitri Di Lapangan

Kamis, 28 April 2022 09:47 WIB
Ilustrasi shalat berjamaah. (Foto Ist)
Ilustrasi shalat berjamaah. (Foto Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022 M. Dalam kondisi normal, Pimpinan Pusat/PP Muhammadiyah melalui edaran No 01/EDR/I.0/E/2022 membolehkan shalat Idul Fitri dilaksanakan di lapangan kecil atau tempat terbuka di sekitar tempat tinggal dalam jumlah jemaah yang tidak membawa kerumunan besar.

Berikut tata cara shalat Idul Fitri di lapangan terbuka:

1. Jika tidak ada halangan, salat Id sebaiknya di lapangan

Berdasarkan hadis riwayat Abu Sa’id al Hudriy: “Bahwa Rasul saw keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Adha ke al-Mushala (tanah lapang). Hal pertama yang dilakukan adalah shalat. Setelah selesai beliau berdiri menghadap para jamaah, sementara mereka duduk bersaf, lalu beliau memberi nasihat, berwasiat dan memerintah mereka. Apabila beliau hendak berhenti, maka berhenti dan bila memerintah sesuatu, maka langsung memerintahkannya, kemudian selesai.” (HR. Bukhari).

Baca juga : Firli Hidup Lagi

2. Salat Idul Fitri dikerjakan tanpa seruan adzan dan iqamat

Berdasarkan hadis riwayat Jabir bin ‘Abdullah: “Tidak ada adzan ketika (shalat) Idul Fitri dan juga Idul adha. Lalu setelah sesaat aku tanyakan masalah itu. Dia memberitahuku bahwa Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata bahwasanya tidak ada adzan untuk shalat Idul Fitri ketika imam datang dan tidak pula ada iqamah, tidak ada seruan apapun dan waktu itu tidak ajakan dan tidak pula iqamah.” (HR. Bukhari).

3. Tidak disyariatkan salat sunah, baik sebelum maupun sesudah salat Idul Fitri 

Berdasarkan Hadis riwayat Ibnu Abbas: “Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw shalat dua rekaat pada hari raya Idul Fitri. Beliau tidak shalat sebelumnya dan tidak pula setelahnya. Kemudian beliau mendatangi para wanita bersama Bilal, lalu memerintah mereka bersedekah.” (HR. Bukhari).

Baca juga : Starbucks Buka Gerai Pertama di Kediri Dan Madiun

4. Hendaklah dipasang sutrah (pembatas) di depan imam salat

Berdasarkan hadis riwayat Nafi’ dari Ibnu ‘Umar: “Bahwa Rasulullah saw apabila keluar pada hari ‘Id, beliau memerintahkan untuk meletakkan tombak di depannya, kemudian beliau shalat dan orang-orang berada di belakangnya, dan ia melakukan hal tersebut dalam safar (shalat shafar).” (HR. Bukhari).

5. Jumlah Rakaat Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

Dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, dengan cara bertakbir tujuh (7) kali pada rakaat pertama dan lima (5) kali takbir pada rakaat kedua. Dan tidak ada bacaan-bacaan tertentu yang dituntunkan Nabi saw di sela-sela takbir-takbir tersebut. Berdasarkan hadis riwayat Katsiir bin ‘Abdillah: “Bahwa Nabi saw shalat dua Hari Raya bertakbir tujuh kali untuk rakaat pertama sebelum membaca (al-fatihah) dan bertakbir lima kali pada rakaat kedua juga sebelum membacanya.” (HR. Tirmidzi).

Baca juga : Serigala Ikut Berburu Dybala

6. Imam shalat disunnahkan membaca surat al-A’la pada rakaat pertama dan al-Ghasyiyah pada rakaat kedua atau Qaf wal Quranil Majid (surat Qaf) pada rakaat pertama dan Iqtarabatis Saa’ah (al-Qamar) pada rakaat kedua. Berdasarkan hadis riwayat Ibnu ‘Abbas: “Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw pada shalat dua Hari Raya membaca Sabbihisma Rabbiukal A’la dan Hal Ataku Hadisul Ghasyiyah.” (HR. Ibnu Majah).

7. Sesudah mengerjakan salat, dilanjutkan dengan penyampaian khutbah ‘Id, yang berisikan nasihat dan anjuran berbuat baik, dimulai dengan alhamdulillah. Berdasarkan hadis riwayat Abu Sa’id al Khudriy: “Dari Abu Sa’id al-Hudriyi berkata: Bahwa Rasul saw keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Adha ke al-Mushala (tanah lapang).  Hal pertama yang dilakukan adalah salat. Setelah selesai beliau berdiri menghadap para jamaah, sementara mereka duduk bersaf, lalu beliau memberi nasihat, berwasiat dan memerintah mereka. Apabila beliau hendak berhenti, maka berhenti dan bila memerintah sesuatu, maka langsung memerintahkannya, kemudian selesai.” (HR. Bukhari).

Kaifiyat Shalat Id di atas dikutip dari buku Tuntunan Shalat-shalat Tathawwu’ yang disusun Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.