Dark/Light Mode

Suhu Tiga Digit Berpotensi Padamkan Listrik di New York, Washington, dan Chicago

Rabu, 17 Juli 2019 21:16 WIB
Suasana Kota Manhattan, AS saat mati listrik pada Sabtu (13/7) pekan lalu. (Foto: AFP)
Suasana Kota Manhattan, AS saat mati listrik pada Sabtu (13/7) pekan lalu. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para ahli memprediksi, gelombang panas yang akan datang dalam waktu dekat di AS, dapat menyebabkan pemadaman listrik di wilayah AS bagian Tengah dan Timur. Termasuk, kota-kota besar seperti New York, Washington, dan Chicago.

Perkiraan itu masuk akal. Sebab biasanya, saat suhu mulai naik, kebanyakan orang sibuk menyalakan AC dan kipas angin untuk mengurangi siksaan panas. Ini berarti, kenaikan suhu punya korelasi terhadap meningkatnya penggunaan daya listrik.

Terkait hal ini, Profesor sekaligus Co-Director Carnegie Mellon Electricity Industry Center Jay Apt mengatakan, meningkatnya penggunaan daya listrik itu akan mengakibatkan masalah pada generator daya. "Setiap musim panas, penggunaan daya listrik pasti meningkat. Sebab, umumnya orang menyalakan AC yang butuh daya cukup besar. Fenomena ini dapat mengakibatkan masalah pada peralatan generator listrik utama," jelas Apt seperti dikutip USA Today, Rabu (17/7).

Baca juga : Priangan Timur Berpotensi Tingkatkan Produksi Pisang Nasional

Namun, dalam kejadian mati listrik besar-besaran di Manhattan pada akhir pekan kemarin, tidak disebabkan gelombang panas. Menurut Apt, ada kebakaran kecil di trafo listrik utama. Perusahaan listrik Con Edison memperkirakan, ada 73 ribu pelanggan yang aliran listriknya terputus pada Sabtu (13/7) pekan lalu.

Weather Channel memperkirakan, suhu di New York pada akhir pekan ini dapat mencapai 100 derajat Fahrenheit atau 37,7 derajat Celcius. "Kondisi ini dapat memicu adanya pemadaman listrik, meski dalam skala kecil. Tidak sebesar pekan lalu. Kami sudah mengantisipasinya," kata Con Edison.

Dengan ancaman gelombang panas yang masih berlangsung hingga sebulan ke depan, Con Edison memperkirakan akan terjadi pemadaman listrik secara acak di Manhattan, Brooklyn, Queens, dan Bronx. "Daya listrik untuk kawasan Manhattan dipasok via sistem bawah tanah, yang sangat mudah panas bila mengalami kelebihan beban. Sistem aliran listrik ini pastinya akan bekerja keras untuk memenuhi permintaan pelanggan Manhattan," jelas juru bicara Con Edison, Allan Drury.

Baca juga : ESDM Jamin Pasokan Listrik Di Labuan Bajo

Hal serupa juga dialami pelanggan di kawasan Washington DC. Dengan sistem aliran listrik bawah tanah, suhu panas dan lembab akan membuat jalur listrik ini menjadi cepat panas.

Sementara itu, juru bicara perusahaan listrik Pepco, Christina Harper mengatakan perusahaannya telah menyiapkan genset darurat, bila mati listrik mendadak.

Asal tahu saja. Suhu di kawasan pusat Washington DC diperkirakan mencapai 33-36 derajat Celcius. Suhu tertinggi diperkirakan terjadi pada Sabtu (21/7) besok, angkanya bisa mencapai 100 Farenheit atau sekitar 37,7 derajat Celcius. "Kita harus siap menghadapi kelebihan beban listrik nanti," ujar Harper.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.