Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, didorong melobi Indonesia untuk mencegah pembebasan Umar Patek. Terpidana pelaku bom Bali 2002 itu akan bebas dari penjara karena masa hukumannya sudah berakhir.
Desakan terhadap PM Albanese datang dari mantan pejabat layanan konsuler Australia Ian Kemish. Pria yang memimpin respons Australia terhadap pengeboman dan serangan teroris pada 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS) mengatakan, dia masih merasakan duka mendalam bagi keluarga dari 88 warga negara Australia yang tewas dalam bom Bali 2002.
Baca juga : IKN Nusantara Dorong Perusahaan Lokal Berkembang
Ian Khemis menilai, pembebasan Umar Patek tidak masuk akal. Ia berharap, para pejabat Indonesia tidak membebaskan Umar Patek menjelang peringatan 20 tahun bom Bali, Oktober mendatang.
Umar Patek ditahan di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo. Umar Patek merupakan narapidana kasus terorisme (napiter) yang lolos dari hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup. Karena Umar Patek membantu Pemerintah Indonesia dalam program deradikalisasi dan meminta maaf kepada keluarga korban bom Bali.
Baca juga : Yuk Nobar Alumni Australia Di Jakarta, Makassar, Surabaya
Namun, Kemish yakin, pembebasan Umar Patek masih dalam proses. Sehingga menurutnya, PM Albanese bisa memainkan peran diplomasi untuk kasus ini.
“Sangat disayangkan jika dia bebas dan Anda hanya bisa merasakan simpati yang tulus atas kesedihan mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai,” kata Kemish, mengutip Thewest, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya