Dark/Light Mode

IMF Dan ADB Muji-muji Ekonomi RI

Semoga Tidak Ada Udang Di Balik Batu

Jumat, 22 Juli 2022 07:30 WIB
Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva (kiri) mencoba membatik saat melakukan kunjungan di gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (17/7/2022). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU).
Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva (kiri) mencoba membatik saat melakukan kunjungan di gedung Sarinah, Jakarta, Minggu (17/7/2022). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua lembaga pendonor dunia: International Monetary Fund (IMF) dan Asian Development Bank (ADB) memuji ekonomi Indonesia. Mereka menilai, ekonomi kita tahan banting. Semoga saja nggak ada udang di balik batu ya.

Pujian pertama datang dari Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Kata dia, Indonesia menjadi salah satu negara yang aman dari resesi tahun ini. Alasannya, ada tiga. Pertama, pertumbuhan ekonomi di kuartal I masih solid. Kedua, inflasi cenderung lebih rendah dari negara lain. Ketiga, rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga lebih terjaga.

Meski begitu, Georgieva meminta, Indonesia tetap mewaspadai perekonomian global yang sedang demam. IMF memberikan beberapa rekomendasi untuk Indonesia menghadapi ancaman resesi.

Baca juga : PLN: Transisi Energi Bikin Ekonomi RI Bergeliat dan Kesejahteraan Melesat

“Kalau inflasi naik, lawan. Kemudian, berikan bantuan fiskal pada mereka yang benar-benar membutuhkan. Indonesia juga harus perkuat koordinasi untuk memerangi ketidakpastian global,” pesannya.

Pujian kedua datang dari Asian Development Bank (ADB). Jika IMF bilang kita bakal tahan dari resesi, ADB malah menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 5,2 persen tahun ini dari prediksi sebelumnya 5 persen. Alasannya, permintaan dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil.

Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga memprediksi, inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini sebesar 4 persen dibandingkan proyeksi April 3,6 persen. Hal itu akibat tingginya harga komoditas. Tidak hanya memprediksi ekonomi tahun ini, pada tahun 2023, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.

Baca juga : Awas, Petani Beralih Profesi

Peningkatan inflasi menurunkan daya beli rumah tangga, tetapi tingginya harga sejumlah komoditas ekspor utama mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal. “Sehingga memungkinkan Pemerintah memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran,” terang Jiro.

Apa tanggapan pemerintah terkait pujian IMF dan ADB? Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengamini, proyeksi embaga donor tersebut. Menurut dia, info yang menyebut Indonesia bakal mengalami resesi adalah hoaks. Tidak ada keterkaitan langsung antara ekonomi Sri Lanka dengan Indonesia.

Buktinya, kata mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu, ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen di kuartal I-2022. Bahkan akan terus tumbuh di kuartal II. Hal ini seiring peningkatan realisasi investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi pada kuartal-kuartal selanjutnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.