Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menang Exit Polls, Giorgia Meloni Mantap Jadi PM Perempuan Pertama Italia

Senin, 26 September 2022 04:46 WIB
Giorgia Meloni, saat kampanye di hadapan massa pendukungnya. (Foto: Instagram)
Giorgia Meloni, saat kampanye di hadapan massa pendukungnya. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jalan Giorgia Meloni (45) menjadi Perdana Menteri wanita pertama di Italia, makin terang-benderang. 

Hasil jajak pendapat Piepoli yang dirilis Rai menyebut, Meloni telah berada di jalur yang tepat, untuk memenangkan antara 41 dan 45 persen suara dalam Pemilu Italia, Minggu (25/9). Mengungguli Enrico Leta (56) dari kiri tengah.

Partai Fratelli d'Italia (Brothers of Italy) yang ultra-konservatif, diprediksi memenangkan antara 22 dan 26 persen suara. Dengan mitra koalisi Liga, pimpinan Matteo Salvini, yang diyakini mendulang 8,5 dan 12,5 persen suara. Serta Forza Italia pimpinan mantan PM Italia Silvio Berlusconi, yang meraup antara 6 dan 8 persen dari pemungutan suara.

Baca juga : Menpora: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Hasil final Pemilu Italia, dijadwalkan kelar dihitung pada Senin (26/9) pagi.

Jika benar terwujud, Meloni akan membentuk pemerintahan yang paling didominasi oleh sayap kanan, sejak Perang Dunia II.

Seperti dilansir CNN International, partai pimpinan Meloni mengalami peningkatan popularitas yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, setelah hanya mampu meraup 4,5 persen suara dalam pemilihan terakhir, tahun 2018.

Baca juga : Menpora Apresiasi UICI Jadi Kampus Digital Pertama di Indonesia

Dalam hal kebijakan, Fratelli d'Italia sering digambarkan sebagai neo-fasis yang menggemakan sikap nasionalis, nativis, dan anti-imigrasi di era fasis Italia.

Terkait hal ini, Meloni menegaskan, pihaknya akan tetap mempertahankan kebijakan konservatif, dengan agenda yang berakar pada Euroskeptisisme, kebijakan anti imigrasi, menolak perkawinan sejenis, serta membatasi hak LGBTQ dan aborsi.

"Misi saya adalah membela Tuhan, Tanah Air, dan keluarga," ujar wanita kelahiran Roma 15 Januari 1977 itu, dalam pidatonya pada 2019. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.