Dark/Light Mode

Rampingkan Kabinet, Tak Mau Terima Gaji

Anwar Ibrahim Patut Dicontoh

Sabtu, 26 November 2022 06:40 WIB
Perdana Menteri terpilih Malaysia Anwar Ibrahim meninggalkan Istana Negara setelah bertemu Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, Selasa sore (22/11/2022). (Foto: AFP)
Perdana Menteri terpilih Malaysia Anwar Ibrahim meninggalkan Istana Negara setelah bertemu Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, Selasa sore (22/11/2022). (Foto: AFP)

 Sebelumnya 
Mengenai hubungan politik, Muhyidin menyatakan, koalisinya akan berfungsi sebagai check and balance pada pemerintahan Anwar. Ia juga mengisyaratkan bahwa Perikatan Nasional akan tetap menjadi oposisi.

“Perikatan Nasional akan memainkan peran check and balance di Parlemen Malaysia dengan membawa suara rakyat sejalan dengan prinsip demokrasi parlementer,” imbuhnya.

Baca juga : Janji Tak Terima Upah, Anwar Ibrahim Siap Turunkan Gaji Para Menteri

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah menilai kebijakan Anwar memang patut diacungi jempol dan ditiru. Kebijakan Anwar itu akan mengurangi beban keuangan negara sekaligus bisa meningkatkan kepercayaan publik. Pemimpin-pemimpin lain patut meniru langkah Anwar ini.

Hanya saja, Anwar akan mendapat banyak tantangan saat merealisasikan janjinya itu. Pertama, soal legitimasi. Penunjukan Anwar sebagai Perdana Menteri terkesan ada intervensi Raja Malaysia. Meskipun secara realitas, Anwar merupakan pilihan terbaik untuk saat ini.

Baca juga : Anwar-UMNO Kawin Paksa

Kata dia, kondisi ini membawa risiko tersendiri. Adanya kesan ketergantungan psikologis Anwar pada Raja Malaysia. "Dalam hal ini, Anwar akan merasa perlu untuk sering berkonsultasi ke Istana, sebelum mengambil keputusan strategis," kata Teuku, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Kedua, mendesaknya pemulihan kembali nama baik Anwar, yang pernah diputus bersalah oleh pengadilan dalam sebuah kasus sodomi. Ketiga adalah, usianya yang sudah menginjak 75 tahun.

Baca juga : Kesabaran Anwar Ibrahim Akhirnya Berbuah Manis

Meski dikenal memiliki intelijensia tinggi dan bekal segudang pengalaman, Anwar yang rentan secara kesehatan, secara psikologis, akan tergantung pada dukungan dari berbagai kekuatan dalam Pakatan. "Sehingga komposisi menteri dalam pemerintahan Malaysia yang baru ini akan sedikit mengurangi komposisi etnis Melayu. Namun, menambahkan jumlah menteri dari latar belakang China dan India," paparnya.

Dengan segala risiko itu, Anwar membutuhkan kerja yang sangat keras. Yakni, membangun sebuah Malaysia yang bukan saja semakin demokratis, tapi juga mengembalikan ide-ide pembangunan yang revolusioner 30 tahun silam. [BCG/PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.