Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

China Stop Publikasi Data Harian Covid

Minggu, 25 Desember 2022 17:25 WIB
Warga China tampak mengantre di rumah duka, menyusul kasus kematian yang tinggi di negara tersebut. (Foto: Reuters)
Warga China tampak mengantre di rumah duka, menyusul kasus kematian yang tinggi di negara tersebut. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) akhirnya menghentikan publikasi data harian Covid-19 pada hari ini  Minggu (25/12).

Keputusan ini diambil pemerintah China, di tengah keraguan publik tentang keandalan data tersebut. Menyusul ledakan kasus pasca pelonggaran, usai kebijakan nol Covid.

"Informasi Covid yang relevan, akan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China untuk referensi dan penelitian," kata NHC seperti dikutip Reuters, Minggu (25/12).

Terlepas dari rekor lonjakan infeksi, NHC melaporkan nol kasus kematian Covid secara nasional selama empat hari berturut-turut, sebelum menghentikan rilis data.

Baca juga : Serang Kantor Polisi Pakai Gergaji Mesin

China dilaporkan mempersempit definisi kematian akibat Covid. Mereka hanya menghitung kematian akibat pneumonia atau kegagalan pernapasan yang disebabkan oleh Covid.

Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan di kalangan pakar kesehatan dunia.

Pekan lalu, perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity memperkirakan, China mengalami lebih dari satu juta infeksi dan 5.000 kematian setiap hari.

Setelah kasus Covid memecahkan rekor harian pada akhir November, NHC berhenti melaporkan infeksi tanpa gejala. Sehingga, mempersulit pelacakan kasus.

Baca juga : Jenna Ortega, Jelaskan Tarian Viral

Laporan NHC disebut tidak dapat diandalkan. Karena jumlah tes yang dilakukan di seluruh negeri, kini lebih sedikit. Selain itu, China juga dituding meremehkan infeksi dan kematian.

"Anda tidak menghitung saya, ketika saya positif Covid. Anda pun tidak tahu, kapan saya menjadi negatif. Antara statistik dan kenyataan, terlalu berjauhan," tulis seorang pengguna platform mirip Twitter China, setelah NHC menghentikan pelaporan kasus hariannya.

Saat ini, Kota Qingdao dan Dongguan diprediksi memiliki puluhan ribu kasus harian Covid. Jauh lebih tinggi dibanding jumlah pasien harian nasional tanpa kasus tanpa gejala.

Beberapa model dan laporan dalam beberapa hari terakhir, melaporkan 2 juta kematian akibat Covid-19 di tengah masifnya penyebaran virus, hingga ke pedesaan China.

Baca juga : Cegah PHK, Industri Hasil Tembakau Minta Kenaikan Cukai Ditunda

Populasi lansia yang paling rentan dan yang tidak divaksinasi, terancam.

Sistem perawatan kesehatan negara, kini berada di bawah tekanan yang sangat besar. Staf diminta untuk tetap bekerja, sekalipun sakit. Bahkan, pensiunan pekerja medis di komunitas pedesaan, dipekerjakan kembali. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.