Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sayang Zakir Naik, Mahathir Setengah Hati

Sabtu, 24 Agustus 2019 07:29 WIB
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bersama ulama Zakir Naik. (Foto: Malaysiakini)
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bersama ulama Zakir Naik. (Foto: Malaysiakini)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad setengah hati galak ke Zakir Naik. Meski sempat berang dengan sikap Zakir Naik, Mahathir enggan deportasi penceramah asal India itu ke negera asalnya, India. Mahathir sayang Zakir Naik.   

Dilansir New Straits Times, Mahathir menegaskan bahwa sikap pemerintahannya belum berubah. Yakni tidak akan mendeportasi Zakir Naik ke negara asalnya. "Untuk saat ini, tidak ada perubahan (pada sikap saya, red)," tegas Mahathir, kemarin.

Komentar Mahathir itu muncul setelah pemerintah India mendesak Interpol (International Crime Organization) untuk menerbitkan red-corner notice (RCN) terhadap Zakir Naik. Dokumen yang berisi permintaan kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk memburu dan menahan seseorang itu diterbitkan New Delhi sebagai tindak lanjut untuk membawa Zakir Naik kembali ke negara asalnya.

Baca juga : Tak Ada Yang Berani Lawan, Imin Seperti Mega

Seperti diberitakan Hindustan Times, desakan kepada Interpol itu disampaikan Enforcement Directorate (ED) India. Sebab, Zakir Naik kini tinggal di Malaysia setelah diberikan status permanent resident (PR) atau penduduk tetap saat pemerintahan era perdana menteri Najib Razak. Sejauh ini pihak ED baru memiliki surat perintah penangkapan tanpa jaminan atau NBW untuk Zakir Naik.

"Kami dipersenjatai dengan NBW (surat perintah penangkapan tanpa jaminan), red notice akan menjadi tindakan selanjutnya," tulis Hindustan Times itu mengutip sumber ED.

Di India, Zakir sudah lama jadi buron. Tepatnya sejak 2016. Ada beberapa kasus yang diduga menjeratnya, antara lain penyelidikan pencucian uang dan dugaan pidato kebencian. Namun, Zakir menolak untuk kembali ke negara asalnya. Alasannya, dia tak mau diadili di bawah pemerintahan BJP (Bharatiya Janata Party), partai berkuasa di negara itu.

Baca juga : Disopirin Mahathir, Jokowi Sempet Jantungan

Desakan untuk mengusir Zakir dari Malaysia bermunculan setelah isi pidatonya yang diduga bernada rasial saat berceramah di Kelantan. Ia mempertanyakan kesetiaan warga etnik India di Malaysia dan menyerukan agar warga etnik China di Malaysia untuk pulang ke negara leluhurnya.

Dalam ceramahnya, seperti dilansir South China Morning Post, Zakir mengatakan umat Hindu di Malaysia memiliki “hak 100 kali lipat lebih banyak" ketimbang minoritas muslim di India. Ia juga menyebut orang-orang Tionghoa sebagai tamu di Malaysia.

Zakir sebetulnya sudah minta maaf atas pernyataannya itu. Meskipun ia ngotot tidak bermaksud rasis. Dia menegaskan bahwa rasis bertentangan dengan ajaran agama yang diyakininya yakni Islam.

Baca juga : Kembali Mati Listrik, Curhat Netizen Tumpah di Twitter

Namun, permintaan maaf itu tidak bisa diterima begitu saja. Sejumlah kalangan, khususnya dari komunitas Hindu dan China tetap mendesak pemerintah untuk mengusir Zakir Naik dari Malaysia. Mahathir juga pernah bilang, jika pendakwah kelahiran Mumbai itu terbukti telah melakukan hal-hal yang merusak keharmonisan di negaranya, ia akan mencabut permanent resident yang dipegang Zakir Naik.

Di Malaysia, Zakir diketahui tinggal di sebuah kondominium yang berlokasi di tepi danau di Putrajaya. Ia punya hubungan dekat dengan mantan pejabat federal, negara bagian, serta sejumlah ulama lokal. Ia mendapat status permanent resident karena dinilai punya konstribusi penting bagi perkembangan Islam di Malaysia.

Karena pengaruhnya yang besar, dan punya jutaan pengikut militan di seluruh dunia, termasuk di Malaysia, pengusiran Zakir Naik adalah sebuah dilema. Pemerintah akan berhadapan dengan pembelaan jutaan pengikutnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.