Dark/Light Mode

Kolaborasi Penting

Menlu Retno: Indo-Pasifik Tak Boleh Dinikmati Segelintir Negara

Minggu, 14 Mei 2023 14:52 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Minggu (14/5). (Foto: YouTube)
Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Minggu (14/5). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kolaborasi di Indo-Pasifik merupakan salah satu isu yang dibahas di KTT ke-42 ASEAN.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat menjadi keynote speaker dalam Pertemuan Indo-Pacific Ministerial Forum, yang diselenggarakan Uni Eropa.

Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan, dari pertemuan sebelumnya di Paris.

"Saya sengaja menekankan kata 'kolaborasi', karena inilah yang memang diinginkan dan disampaikan selama KTT ASEAN. ASEAN tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi teater rivalitas kekuatan besar," kata Retno dalam konferensi pers virtual dari Stockholm, yang ditayangkan melalui kanal YouTube, Minggu (14/5).

Karena itu, menurutnya, kita semua harus bekerja sama untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera. Termasuk, upaya yang harus dilakukan melalui forum tersebut.

Baca juga : Ganjar-Kemenkeu Teken MoU Di Sektor Pajak

Forum ini harus membahas upaya kerja sama dan kolaborasi, untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai dan sejahtera.

Retno menuturkan, ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara, tanpa kecuali atau inklusif. Namun, negara-negara tersebut harus memegang teguh dua prinsip. Pertama, penghormatan terhadap hukum internasional. Kedua, mengadopsi paradigma kolaborasi.

"Dua prinsip ini terus dipegang teguh oleh ASEAN, selama setengah abad. Dua prinsip ini pula yang memang cocok, untuk diterapkan di Indo-Pasifik," ujar Retno.

Selain itu, Retno juga menekankan inklusivitas engagement dengan Indo-Pasifik.

"Indo-Pasifik terlalu besar, jika hanya dikelola dan dinikmati oleh segelintir negara. Jangan sampai, Indo-Pasifik menjadi proxy kekuatan tertentu. Perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik harus dapat dinikmati oleh semua," papar Retno.

Baca juga : Bamsoet: Indonesia Tak Boleh Jadi Negara Gagal

Dia juga menginginkan, kerja sama di Indo Pasifik harus konkret dan bermanfaat bagi rakyat.

Kerja sama semacam ini, tidak hanya terkait dengan politik dan keamanan, atau sekedar bersifat norm-setting.

Di sinilah arti penting implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, kerja sama konkret inklusif yang memprioritaskan 4 area kerja sama.

"Dalam pertemuan, saya menekankan, kerja sama harus bersifat forward looking untuk mengatasi berbagai tantangan masa depan," ucap Retno.

Menurutnya, kerja sama yang konkret dan inklusif akan meredakan ketegangan, memperkuat rasa saling percaya, dan menciptakan rasa saling tergantung antar negara di kawasan.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Indonesia Tak Boleh Jadi Negara Gagal

Sebagai penutup, Retno menyampaikan undangan Indonesia kepada semua negara yang hadir. Terutama, dari kalangan bisnisnya, untuk menghadiri ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum di Jakarta, pada September mendatang. Back-to-back dengan KTT ke-43 ASEAN.

ASEAN-Indo-Pacific Infrastructure Forum adalah sebuah platform, yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.  ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.