Dark/Light Mode

Tak Suka Stigma Petani Miskin

Moeldoko: Petani Indonesia Bisa Kaya, Bisa Sejahtera

Jumat, 3 Februari 2023 10:39 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kedua kiri) menghadiri acara panen raya di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/2).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kedua kiri) menghadiri acara panen raya di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/2).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan stigma petani yang diasosiasikan dengan kemiskinan.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat mengetahui kurangnya minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian karena dianggap tidak menguntungkan secara finansial.

"Saya tidak suka dengan stigma petani itu miskin. Kita jangan terjebak dengan pandangan negatif seperti itu. Petani Indonesia bisa kaya! Bisa sejahtera!" seru Moeldoko saat menghadiri acara panen raya di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/2).

Menurutnya, dunia pertanian itu luas, yang artinya menjadi petani bukan hanya tentang terjun ke medan berlumpur. "Anak-anak muda yang melek teknologi bisa memainkan peran di bidang digital untuk memajukan pertanian Indonesia," tutur Moeldoko.

Baca juga : Lawan Radikalisasi Online, Indonesia Dan Kanada Terus Berkolaborasi

Purnawirawan Panglima TNI yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini mengatakan bahwa pemerintah terus memprioritaskan bantuan subsidi untuk petani. Salah satunya adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian yang jumlahnya mencapai Rp 70 triliun. Namun sayangnya, perguliran KUR di daerah-daerah belum maksimal karena banyak para petani yang tidak teredukasi akan hal ini.

"Jadi kalau ada saudara-saudara petani kita yang belum dapat KUR, mohon diajari bagaimana caranya untuk mengakses bantuan dari pemerintah ini," pesan Moeldoko kepada jajaran perangkat desa dan penyuluh pertanian.

Dalam acara panen raya tersebut, Moeldoko berdialog dengan masyarakat di Desa Balongsari untuk menampung aspirasi dan keluhan para petani.

Di antara beberapa keluhan masyarakat adalah terkait ketersediaan pupuk bersubsidi, bantuan infrastruktur jalur irigasi, dan masalah regenerasi petani.

Baca juga : Muktamar Haji Bahas Kemungkinan Sembelih Hewan Dam Di Indonesia

Kabupaten Karawang sendiri merupakan salah satu lumbung pangan nasional yang memproduksi sekitar 500 ribu ton beras tiap tahunnya. Oleh karenanya, pertanian di Kabupaten Karawang menjadi perhatian Moeldoko.

Sebanyak 70 alat penyemprot untuk padi diberikan kepada Desa Balongsari untuk mendukung produktivitas petani.

"Setelah dihantam Covid-19, dunia dihadapkan pada situasi sulit akibat perang. Semua bahan pangan jadi mahal, termasuk pupuk. Maka harus mulai dibangun kesadaran bagi petani untuk beralih ke pupuk organik," ujar Moeldoko.

Menurutnya harga gabah kering dan beras saat ini sedang tinggi. Nah, gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Baca juga : Balikin Aset Kami, Meneer

"Tanam padi harus dioptimalkan, benih jangan salah pilih, jadwal pemberian pupuk jangan sampai kelewatan, hasilnya nanti pasti akan baik," pungkas Moeldoko. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.