Dark/Light Mode

Terus Lestarikan Budaya, Kamus Digital Bali Raih Penghargaan UNESCO

Selasa, 10 September 2019 18:50 WIB
Indonesia melalui BASABali berhasil meraih penghargaan literasi dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO. (Foto: Antara).
Indonesia melalui BASABali berhasil meraih penghargaan literasi dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Aplikasi digital kamus bahasa Bali berhasil meraih penghargaan literasi dunia yang diselenggarakan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Penghargaan tersebut diberikan kepada organisasi di Bali yaitu BASAbali, yang berupaya melestarikan Bahasa Bali melalui aplikasi digital kamus bahasa Bali, seperti yang diterima kantor berita Antara di Jakarta, Selasa (10/9).

Dengan pelestarian bahasa daerah tersebut, BASABali mendapatkan The UNESCO Confucius Prize for Literacy yang diberikan di Paris, Perancis, Senin (9/9).

Selain Indonesia terdapat 2 negara lain yang mendapatkan penghargaan serupa, yakni Kolombia dan Italia.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk bidang Pendidikan, Stefania Giannini kepada Direktur BASABali Gde Nala Antara.

Baca juga : Pertamina EP Borong Penghargaan ISDA 2019

Nala didampingi oleh Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Kemendikbud Harris Iskandar dan Surya Rosa Putra, Dubes Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.

Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk bidang Pendidikan, Stefania Giannini mengatakan pada tahun ini UNESCO merayakan Hari Aksara Internasional dengan tema Literacy and Multilingualism, sebab literasi memiliki keterkaitan dengan bahasa.

Berdasarkan data UNESCO Institute for Statistic pada tahun 2019 terdapat sekira 750 juta orang dewasa di dunia yang memiliki keterbatasan kemampuan literasi dasar.

"Saat ini ada sekitar 7.000 bahasa yang digunakan di lebih dari 200 negara, namun terdapat 2.680 bahasa yang nyaris punah,” kata Stefania.

Direktur BASABali Gde Nala Antara menuturkan program BASABali menggabungkan upaya pelestarian bahasa daerah melalui digitalisasi bahasa.

Baca juga : Pertamina Raih Penghargaan ASEAN Energy Award 2019

Gde yang juga Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini mengatakan program yang ia kembangkan merupakan integrasi pengembangan bahasa Bali melalui kamus wiki, ensiklopedia, dan perpusatakaan virtual.

“Sejak diluncurkan pada tahun 2011, BASABali Wiki telah digunakan lebih dari 500 ribu orang,” kata Gde Nala.

Untuk menjamin kualitas dan akurasi bahasa, BASABali memiliki tim pakar. Mereka juga menyajikan kosakata bahasa daerah Bali yang disalin ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Dubes Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Surya Rosa Putra, menegaskan penghargaan itu merupakan pengakuan dunia.

Indonesia telah menjadi acuan bagi penyelenggara program literasi. Sebelumnya, pada 2012 Indonesia juga mendapatkan penghargaan sejenis, yakni UNESCO King Sejong Literacy Prize.

Baca juga : Konservasi Sungai dengan Biogas, Jasa Tirta II Raih Penghargaan ASEAN Energy Awards

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Harris Iskandar, menegaskan bahwa kunci keberhasilan BASABali adalah melestarikan bahasa melalui penggunaan teknologi serta pemberdayaan masyarakat.

Hal itu merupakan hasil berkolaborasi para akademisi, pemerintah daerah, seniman, dan berbagai komunitas untuk turut bersama mengembangkan aplikasi BASAbali.

"Lestarikan bahasa daerah, kembangkan bahasa Indonesia dan kuasai bahasa asing. Kemampuan menguasai bahasa menjadi pintu masuk untuk mempelajari berbagai keterampilan agar kita memiliki SDM yang unggul menuju Indonesia maju,” imbau Harris. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.