Dark/Light Mode

Kemenag Baiknya Introspeksi Diri

Pelayanan Haji Masih Banyak Kekurangan

Jumat, 30 Juni 2023 08:57 WIB
Jutaan jemaah haji berjalan untuk melempar jumrah aqabah di Jamarat, Mekah, Arab Saudi, Rabu (28/6). (Foto: ANTARA/Wahyu Putro A/tom)
Jutaan jemaah haji berjalan untuk melempar jumrah aqabah di Jamarat, Mekah, Arab Saudi, Rabu (28/6). (Foto: ANTARA/Wahyu Putro A/tom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksanaan ibadah Haji tahun ini masih diwarnai kekurangan di sana-sini. Mulai dari masalah makanan, penginapan sampai transportasi. Agar masalah tersebut tidak terjadi lagi pada musim depan, Kementerian Agama (Kemenag) harus melakukan introspeksi diri.

Keluhan soal pelaksaan haji dilaporkan jemaah ke Tim Pengawas Haji DPR. Bahkan, ada juga yang langsung mem-posting di media sosial. Laporan mereka langsung viral di media sosial.

Dalam foto dan video yang diterima Tim Pengawas Haji DPR terlihat, para jemaah telantar di Muzdalifah karena bus jemputan mereka ke Mina telat datang. Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya asupan minuman dan makanan. Tidak sedikit di antara mereka yang dehidrasi.

Sesampainya di Mina, keadaan tidak jauh berbeda. Kondisi tenda yang ada tidak bisa memenuhi jumlah jemaah haji. Misalnya yang terjadi di Maktab 71 yang diisi kloter 95 Solo dan kloter 93 Blora.

Akibat tenda penuh, sebagian jemaah yang rata-rata lansia memilih tidur di luar tenda. Sebagian lagi duduk sambil senderan di koper-koper para jemaah. Padahal, udara di Saudi mencapai di atas 40 derajat Celsius.

Selain masalah tenda, jemaah belum mendapatkan pasokan makanan di Mina. Hal ini berdasarkan laporan jemaah haji Kloter JKG 43 yang berada di Maktab 48. Di kloter ini tercatat ada 388 jemaah. Mereka baru mendapatkan makanan pada Rabu tengah malam.

Baca juga : Milenial Ganjar Gelar Perlombaan Menganyam Ketupat Di Ketapang

Mendapat laporan banyaknya keluhan jemaah haji, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad didampingi Tim Pengawas Haji DPR; Abdul Wachid, M Husni, Maman Imanulhaq, dan Rano Al Fath mengunjungi langsung pemondokan di Mina.

Dasco mengatakan, temuan-temuan Timwas Haji DPR akan menjadi bahan evaluasi pelaksanaan haji ke depannya. Ia berharap, Kemenag merespons temuan-temuan DPR ini dan introspeksi diri agar temuan-temuan tersebut tidak terjadi lagi pada musim haji tahun depan.

"Kami tidak mencari-cari kesalahan, tapi semangatnya adalah soal perbaikan layanan haji yang harus makin baik ke depannya," pesan Dasco.

Bukan hanya Dasco, Anggota Tim Pengawas Haji DPR, Maman Imanulhaq pun mengakui, penyelenggaraan haji masih terdapat banyak kekurangan. Karena masalah di tenda, jemaah sampai harus berada di luar. Mirisnya lagi, ia menemukan jemaah yang pingsan karena terlalu lama antre dan berdiri. Kondisi diperparah dengan insiden bocornya saluran limbah yang menimbulkan bau menyengat dan mengotori sekitar tenda.

“Banyak sekali orang tua yang kepanasan dan menderita penyakit lain sehingga perlu penanganan yang serius," beber politisi PKB itu.

Catatan lain yang bakal dievaluasi adalah pola koordinasi dan komunikasi antar petugas yang belum terlihat profesional. Ia pun berharap pelayanan haji di tahun yang akan datang dapat dilakukan lebih profesional dan manusiawi.

Baca juga : Literasi Rendah Picu Penipuan Keuangan

Anggota Tim Pengawas Haji DPR, Mufti Anam usul agar Kemenag tidak lagi bekerja sama dengan Mashariq yang gagal memberikan kenyamanan terhadap jemaah. Tujuannya, agar mereka sadar bahwa pelayanan harus diutamakan.

Lalu apa tanggapan Kemenag? Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief menyesalkan dan menyahkan Mashariq yang lamban dalam menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina. Hal ini mengakibatkan persoalan jemaah haji telantar hingga tidak dapat asupan makanan.

"Kami sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kami juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman.

Protes keras disampaikan ke Mashariq, karena penyediaan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.

Mashariq adalah perusahaan investasi untuk pelayanan haji dan umrah yang bermarkas di Mekkah. Pada Februari 2023, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan syarikah Mashariq untuk melayani jemaah haji 1444 H/2023 M.

Hilman minta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah. Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah.

Baca juga : Dikritik Karena Blusukan Di Jakarta, Ganjar Banyak Yang Belain

"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," pintanya.

Hilman memastikan, akan mengawal terus proses pelayanan ibadah haji. Ia meminta, Mashariq bergerak cepat melayani jemaah haji.

Hal senada dikatakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dia mengatakan, telah melayangkan protes ke Mashariq, perusahaan penyedia layanan haji terkait keluhan para jemaah.

"Saya sudah membuat list komplain kepada pihak Mashariq. Makanan insyaallah sudah teratasi. Di beberapa maktab yang saya cek pagi ini, aman," kata Yaqut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.