Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Pentingnya Edukasi Perbankan Di Masyarakat
Literasi Rendah Picu Penipuan Keuangan
Rabu, 28 Juni 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, literasi dan inklusi keuangan masyarakat masih terjadi gap. Utamanya di pedesaan dan perkotaan.
Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah, lemahnya literasi keuangan masih menjadi penyebab utama banyaknya fraud atau penipuan di industri keuangan, baik di perbankan atau pun financial technology (fintech).
Menurut Piter, literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah menjadi salah satu faktor utama penyebab tingginya permasalahan keuangan dan kebocoran data nasabah.
Baca juga : KPK Pamerkan Duit 81,6 Miliar Dan Aset Hasil Pencucian Uang Lukas Enembe
“Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi regulator,” tegas Piter saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Piter melihat, perlu ada peningkatan edukasi untuk mendongkrak level literasi dan kesadaran risiko. Selain itu, masyarakat juga senantiasa diingatkan agar lebih bijak dan berhati-hati menggunakan media sosial (medsos). Terutama yang menyangkut perbankan, karena bisa memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap perbankan.
“Itu kewajiban kita bersama, karena menyebar berita negatif (di medsos) tanpa tahu masalahnya bisa terjerumus ke penyebaran hoax, dan berdampak hukum,” jelas Piter.
Baca juga : Kementerian BUMN Ajak Masyarakat Beralih Pakai Molis
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh OJK, tingkat literasi keuangan secara nasional baru 49,68 persen.
Tingkat literasi keuangan di pedesaan baru mencapai 48,43 persen, sedangkan di perkotaan sudah mencapai 50,52 persen.
Sementara tingkat literasi keuangan pada kelompok masyarakat yang tidak bersekolah atau tidak lulus SD berada pada level 37,69 persen.
Baca juga : Tingkatkan Kesehatan Masyarakat, Relawan Herviano Gelar Senam Sehat
Untuk kelompok lulus SD mencapai 39,78 persen, dan lulus SMP 46,61 persen. Lulusan SMA dan perguruan tinggi mencatatkan tingkat literasi keuangan yang melebihi 50 persen, masing-masing 52,88 persen dan 62,42 persen.
Menurut Piter, dalam meningkatkan literasi, harus dimulai dari pendidikan. Saat ini, pelajar tak hanya dikenalkan uang dan menabung, tapi harus masuk pada manfaat layanan perbankan, pembayaran menggunakan kartu maupun handphone dan sebagainya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya