Dark/Light Mode

Indonesia-Korsel Makin Joss, Transaksi Ekonomi Tinggi, Hubungan Diplomatik Mesra

Sabtu, 5 Agustus 2023 20:53 WIB
Deputi Direktur Asia Timur, Kementerian Luar Negeri Kemenlu Vahd Nabyl A Mulachela dalam workshop Indonesian Journalist Network on Korea Batch 3 di Bengkel FPCI, Mayapada Tower, Jakarta, Rabu (2/8). (Foto: Bambang Trismawan/Rakyat Merdeka/RM.id)
Deputi Direktur Asia Timur, Kementerian Luar Negeri Kemenlu Vahd Nabyl A Mulachela dalam workshop Indonesian Journalist Network on Korea Batch 3 di Bengkel FPCI, Mayapada Tower, Jakarta, Rabu (2/8). (Foto: Bambang Trismawan/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jelang 50 tahun hubungan diplomatik, relasi Indonesia-Korea Selatan terlihat semakin kuat dan mesra.

Deputi Direktur Asia Timur dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Vahd Nabyl A Mulachela menjelaskan, kian apiknya hubungan Indonesia-Korsel tak hanya ditunjukkan oleh meningkatnya aktivitas ekonomi, seperti perdagangan dan investasi, tetapi juga aktivitas diplomatik pemerintah yang kian intens.

"Kita bisa mengukur hubungan satu negara dengan negara lainnya, lewat seberapa aktif interaksinya. Tidak hanya dari sektor ekonomi seperti perdagangan atau jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga aktivitas diplomatik pemerintah," jelas Nabyl dalam workshop Indonesia Journalist Network on Korea Batch 3 yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Bengkel FPCI, Mayapada Tower Jakarta, Rabu (2/8).

Dalam workshop bertema Membangun Jembatan: Meninjau Masa Lalu dan Membentuk Masa Depan Hubungan Indonesia-Korea yang diikuti 15 jurnalis terpilih, Nabyl menyoroti intensnya pertemuan pemimpin kedua negara, yaitu Presiden Jokowi dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol. Kedua pemimpin negara bertemu tiap tahun.

November 2022, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon bertemu di acara KTT G-20 di Bali. Ini menjadi pertemuan istimewa, karena Jokowi mengadakan jamuan makan malam.

Enam bulan berselang atau Mei lalu, keduanya kembali bertemu di Hiroshima, Jepang, untuk membahas investasi dan kerja sama pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

September mendatang, Presiden Jokowi akan kembali bertemu dengan Presiden Yoon dalam acara KTT ASEAN ke-43, yang akan digelar di Jakarta.

KTT ASEAN nanti, memang tak hanya diikuti pemimpin negara anggota ASEAN, tapi juga para kepala negara/pemerintahan negara mitra ASEAN.

Baca juga : Indeks Logistik Turun, Pengusaha Yakin Pertumbuhan Ekonomi Cukup Tinggi

"Eratnya hubungan diplomatik Indonesia-Korea tak hanya di pucuk pimpinan tertinggi. Solid sampai ke tingkat kementerian dan kedutaan besar," ujar Nabyl.

Di bulan Agustus ini misalnya, Kedutaan Besar Korea di Jakarta akan mengadakan Resepsi Diplomatik. Begitu juga KBRI di Seoul, Korsel, akan mengadakan Resepsi Diplomatik untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-78.

“Ini memberikan gambaran betapa intens dan dekatnya hubungan itu,” ungkapnya.

Nabyl pun membeberkan beberapa alasan, yang menjadikan hubungan Indonesia-Korsel semakin kuat dan erat.

Kata dia, jika melihat ke belakang atau tahun 90-an, faktor ekonomi yang cukup dominan dalam hubungan Indonesia-Korsel.

Seiring waktu, faktor tersebut bergeser. Kini, hubungan kedua negara makin erat karena mempunyai pandangan yang sama terhadap nilai demokrasi, hak asasi manusia, ekonomi terbuka, cita-cita menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran.

Kedua negara juga punya pandangan yang sama dalam geopolitik. Ingin mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan sejahtera di tengah persaingan AS dan China.

“Kesamaan pandangan ini seperti basis politik, yang menjadi landasan kerja sama bilateral Indonesia-Korea. Dengan dasar ini, kerja sama lain seperti ekonomi menjadi mudah untuk dikembangkan,” papar Nabyl.

Baca juga : Kelurahan Wukirsari, Tangani Stunting Dengan Data Desa Presisi

Terbukti, Indonesia dan Korea kemudian menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK CEPA) di Seoul pada 2021.

Perjanjian yang berlaku pada 1 Januari 2023 ini menjadi salah satu tonggak semakin eratnya hubungan Indonesia-Korsel.

Profesor Jae Hyeok Shin menyampaikan hal yang senada. Kata dia, sejak resmi menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1973, hubungan Indonesia-Korea kini makin kuat dan erat.

Perjanjian ini mencakup penghapusan tarif perdagangan pada sebagian besar barang yang diperdagangkan antara kedua negara, investasi pengembangan sumber daya manusia, dan transfer teknologi.

Investasi Deras

Dalam kesempatan yang sama, Xosen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Prof. Jae Hyeok Shin mengatakan, hubungan Indonesia-Korea yang makin kuat itu terlihat dari volume perdagangan Indonesia ke Korsel, yang tercatat sebesar 20,57 miliar dolar AS pada 2022.

Jumlah itu meningkat dari 19,3 miliar dolar AS pada 2020.

Investasi dari Korea ke Indonesia juga mengalir deras. Dari 2017 hingga 2021, total investasi Korsel ke Indonesia mencapai 8,18 miliar dolar AS.

Ini menjadikan Korea sebagai investor ketiga terbesar di Indonesia. Investasi itu tersebar di sektor pabrik mobil listrik, petrokimia, pabrik kaca, dan ekosistem baterai mobil listrik.

Baca juga : Indonesia-Inggris Siap Garap Kerja Sama Ekonomi Digital Dan Energi Terbarukan

“Kerja sama kedua negara juga makin berkembang ke industri pertahanan, dengan pembuatan dan pengembangan pesawat tempur dan kapal selam,” urai Jae.

Jae mengingatkan, ada banyak tantangan dalam hubungan antara kedua negara. Satu di antaranya adalah di sektor perdaganan.

Selain dengan Indonesia, Korsel juga lebih dulu menjalin kerja sama kemitraan strategis dengan Vietnam. Hal ini membuat volume perdagangan Vietnam-Korsel lebih besar.

Saat ini, Vietnam menjadi mitra dagang terbesar ketiga untuk Korsel.

Meski begitu, Jae yakin hubungan Korsel akan menjadi lebih dekat daripada hubungan Korsel dengan Vietnam.

“Terutama, karena Indonesia dan Korsel berbagi nilai-nilai demokrasi yang sama. Dan membangun kerja sama yang sudah ada,” tandas Jae.

Selain itu, Indonesia dan Korsel memiliki banyak peluang untuk kerja sama dan pertumbuhan lebih lanjut. Seperti investasi di industri energi terbarukan, layanan kesehatan, dan kota digital.

“Fokus Indonesia pada pembangunan infrastruktur, juga mendatangkan peluang yang sangat baik bagi perusahaan Korsel untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek besar, terutama IKN sebagai kota masa depan. Ini sepertinya memerlukan keahlian Korsel dalam konstruksi, teknik, dan transportasi,” beber Jae.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.