Dark/Light Mode

Makin Dekat Dengan Israel, Iran Tuding Saudi Tikam Palestina Dari Belakang

Sabtu, 23 September 2023 03:33 WIB
Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi saat menghadiri Konferensi G20 Summit, 15 November 2022, di Nusa Dua, Bali. (Foto Leon Neal/Pool Photo via AP)
Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi saat menghadiri Konferensi G20 Summit, 15 November 2022, di Nusa Dua, Bali. (Foto Leon Neal/Pool Photo via AP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Arab Saudi dan Israel, semakin akrab. Iran pun menuding Arab Saudi mengkhianati Palestina melalui upaya normalisasi hubungan yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Presiden Iran Ebrahim Raisi menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel, usai menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) pada Kamis (21/8), seperti dilansir Times of Israel, kemarin.

Raisi mengatakan, normalisasi hubungan antara Israel dan negara mana pun di kawasan, jika tujuannya untuk memberikan keamanan bagi negara itu, tidak akan berhasil. Dia menilai, hubungan dengan Israel akan jadi pengkhianatan bagi Palestina.

“Kami yakin, hubungan negara-negara kawasan dengan Israel seperti menikam Palestina dari belakang, dan makin menyulut perlawanan rakyat Palestina,” tegas Raisi.

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dalam wawancara dengan Fox News pada Rabu (20/9) mengatakan, perundingan dengan Israel sedang berjalan.

Baca juga : Mentan Lepas Ekspor Mangga Gedong Gincu Ke Saudi Dan Timor Leste

“Setiap hari kami semakin dekat. Untuk pertama kalinya ini nyata, serius. Kita akan lihat bagaimana kelanjutannya,” ujar Perdana Menteri (PM) Arab Saudi itu.

Namun dia menekankan, kerajaan tersebut sedang mengupayakan lebih banyak kemajuan dalam menjamin hak-hak warga Palestina, seiring Pemerintah Israel di bawah PM Benjamin Netanyahu terus mengupayakan penyelesaian di Tepi Barat, wilayah pendudukan Israel.

“Bagi kami, persoalan Palestina sangat penting. Kami perlu meringankan kehidupan rakyat Palestina,” imbuhnya.  

Normalisasi Hubungan Dan Palestina

Arab Saudi juga mencari jaminan keamanan, termasuk perjanjian dengan AS, sebagai imbalan atas normalisasi hubungan dengan Israel. Jika kesepakatan ini terwujud, akan mewakili kemenangan kebijakan luar negeri yang signifikan bagi Presiden AS, Joe Biden.

“Perjanjian dengan Israel akan menjadi kesepakatan bersejarah terbesar sejak Perang Dingin,” ucap MBS.

Baca juga : KSP: SDM Harus Bisa Adaptasi Dengan Kemajuan Teknologi Kereta Api Cepat

Kebanyakan negara Arab dan Islam tidak mengakui Israel. Pada 2002, Saudi mengusulkan “Inisiatif Perdamaian Arab”. Inisiatif itu menawarkan keamanan bagi Israel, dan normalisasi hubungan dengan 57 negara Arab dan Muslim, dengan imbalan, penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki, serta pembentukan negara Palestina merdeka. Tapi, inisiatif itu ditolak Israel.

Kini, Netanyahu menjadikan normalisasi hubungan dengan Saudi sebagai prioritas pemerintahannya, meski ditentang kubu oposisi, karena perjanjian konsesi dengan Saudi di balik normalisasi hubungan kedua negara.

MBS sebelumnya mengatakan, keinginan normalisasi hubungan dengan Israel karena ingin memiliki nuklir seperti tetangganya, Iran.

“Jika mereka mendapatkannya (nuklir), kami harus mendapatkannya,” kata MBS.

Israel memiliki senjata nuklir. Namun, negeri zionis itu tidak pernah mengkonfirmasi atau mendiskusikan secara terbuka terkait persenjataan tersebut. Mengizinkan Saudi mengembangkan program nuklir sipil, dinilai sebagai salah satu aspek paling sulit dalam perundingan normalisasi tersebut.

Baca juga : Kakek Selandia Baru Jadi Pembalap Tertua Di Dunia

AS dan Israel telah lama mewaspadai kerja sama nuklir, yang akan memungkinkan kerajaan tersebut memperkaya uranium di wilayahnya sendiri.

Secara terpisah, pemimpin kubu oposisi Israel, Partai Yesh Atid, Yair Lapid mengatakan, prospek Israel membangun hubungan penuh dengan Saudi disambut baik. Namun dia juga mengatakan, kesepakatan tersebut tidak boleh mengorbankan perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.

“Israel tidak boleh menyetujui segala jenis pengayaan uranium di Arab Saudi,” katanya.

Sedangkan Iran membantah berupaya membuat senjata nuklir dan telah memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir, melalui perundingan yang dipimpin China.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.