Dark/Light Mode

Disambut Hangat Di Jakarta, Pemuda Muslim Australia Merasa Seperti Selebriti

Jumat, 29 September 2023 05:19 WIB
Para peserta AIMEP 2023 berdiskusi dengan perwakilan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia, di Depok, Kamis, 21 September 2023. (Foto Paul Yoanda/Harian Rakyat Merdeka/RM.id)
Para peserta AIMEP 2023 berdiskusi dengan perwakilan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia, di Depok, Kamis, 21 September 2023. (Foto Paul Yoanda/Harian Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemuda Muslim Australia kagum dengan muslim di Indonesia. Selain peduli terhadap sesama, memiliki toleransi yang tinggi terhadap penganut agama lain.

Para pemuda peserta Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) 2023, mendapat banyak pelajaran menarik dalam kunjungannya di Tanah Air, yang bisa diterapkan di Australia. Abrar Ahmad misalnya. Ia mengaku terkesan dengan keterlibatan perempuan Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Youth Project Coordinator LSM Anglicare, Sydney itu memberi contoh. Dalam hal ibadah, menurutnya, wanita Muslim di Indonesia, diberi tempat di bagian belakang. Tidak “disembunyikan” di pojok atau semacamnya.

“Di Australia, perempuan Muslim ingin terlibat lebih dalam komunitas. Namun ruang yang diberikan masih terbatas. Jadi, memberikan ruang pada wanita adalah sesuatu yang saya pelajari dari masjid-masjid di Indonesia,” jelasnya di dalam pertemuan di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Kamis (21/9).

Sejak pagi hingga tengah hari, di kampus itu, 14 peserta AIMEP asal Australia bertemu dengan perwakilan kampus. Mereka berdiskusi soal studi yang dipelajari di kampus tersebut hingga melakukan tur kampus. Lalu diakhiri makan siang bersama.

Selain itu, Ahmad bilang, masyarakat Indonesia begitu sopan dan ramah. “Kami disambut dengan hangat sejak dari bandara hingga ke hotel. Merasa bak jadi selebriti,” seloroh Ahmad.

Ia mengaku sangat tersentuh. “Saya berada di negara (mayoritas) Muslim, dan saya rasa, seperti itulah seharusnya Islam dipraktikkan,” ujar Ahmad.

Baca juga : Didapuk Jadi Duta Petani Milenial, Ini Pesan Lesti Kejora

Sementara Soumaya Najjarin, asal Sydney, Australia, menambahkan, empat kata kunci yang mereka simpulkan mengenai masyarakat Indonesia. Yaitu sayang keluarga dan peduli sesama.

Awalnya, kesan tersebut didapat saat para peserta mengikuti program secara daring pada 2021. Kini, para peserta bisa merasakannya langsung saat menjejakkan kaki di Indonesia.

Najjarin juga melihat kebiasaan umat Muslim di Tanah Air yang menarik yakni kebiasaan memberikan sedekah atau beramal. Najjarin bilang, saat tiba di hotel tempat mereka menginap, para alumni AIMEP asal Indonesia telah menyiapkan keranjang atau kotak khusus. Sehingga tiap orang bisa memberikan kontribusi.

“Itu sebagai tanda kebersamaan. Saat kami pulang nanti, kami akan membawa konsep kebersamaan ini, sebuah konsep empati dan kasih sayang di tengah masyarakat,” ujar perempuan yang bekerja di Departemen Pendidikan Negara Bagian New South Wales (NSW) itu.

Perempuan yang pernah menjadi Wakil Presiden Organisasi Mission of Hope Australia itu menambahkan, ada banyak ruang bagi mereka untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan dari Indonesia. Apalagi, para peserta juga telah membangun jaringan dari beberapa acara yang mereka ikuti selama di Indonesia.

“Itulah alasan mengapa kami mengikuti program ini. Agar kami bisa berbagi dan belajar, khususnya mengenai konsep komunitas (Muslim), yang bisa kami lakukan di Australia,” jelasnya.

Diskriminasi dan Islamofobia

Baca juga : Gelombang Panas Musim Semi Menerjang, Australia Cetak Rekor Suhu Tertinggi

Beberapa waktu terakhir, sikap Islamofobia berkembang cukup luas di beberapa wilayah di Australia. Terkait hal itu, Najjarin mengatakan, Pemerintah Negeri Kanguru telah mengeluarkan Undang-Undang (UU) yang mencerminkan keragaman.

“Aturan jadi hal yang penting untuk mengantisipasi sikap diskriminasi berdasarkan agama dan Islamofobia,” ujar Najjarin.

Menurutnya, itu merupakan langkah maju yang positif. Dia mengatakan, Australia bisa belajar banyak dari negara tetangganya, dalam hal ini Indonesia.

Sementara Ahmad mengatakan, ada semacam sikap yang mirip diskriminasi, dia rasakan di Australia. Dia bercerita, meski telah tinggal di sana selama lebih dari 20 tahun, dan berpaspor Australia, dia masih selalu mendapat pertanyaan, “Anda berasal dari mana?"

Pengurus Komunitas Bangladesh Kota Sydney itu mengatakan, hal itu tidak terjadi di Indonesia. “Jika Anda Kristen, Anda pasti akan tetap disebut sebagai Indonesia kan?” tuturnya.

Itu berarti, simpulnya, Indonesia telah menerima semua orang. Terlepas dari apapun identitas dan latar belakangnya. Kata Ahmad, banyak hal yang harus dipelajari dari hal tersebut.

Baca juga : Kebakaran Museum Nasional Diduga Berasal Dari Korsleting Bedeng Proyek Renovasi

“Yang saya tahu, di sini, apapun kelompok Anda, Anda tetaplah bagian dari Indonesia. Di tempat kami, kadang hanya membicarakannya, tapi tidak benar-benar mempraktikkan,” jelasnya.

AIMEP merupakan program yang berfokus pada pertukaran dan dialog antarwarga, yang bertujuan menghapus stereotipe, membangun pemahaman yang lebih dalam tentang komunitas dan masyarakat masing-masing, serta mendorong kolaborasi dan hubungan yang langgeng.

Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung selama dua pekan, mulai 19 september lalu. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia bulan ini adalah bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-2022.

"Hubungan antar masyarakat yang terjalin melalui AIMEP membangun pemahaman yang lebih besar antara Indonesia dan Australia dan memperkaya kedua komunitas kita. Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin muda untuk merasakan secara langsung kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia dan Australia," ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia Steve Scott.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.