Dark/Light Mode

Penembakan Di Mall Tewaskan 2 Orang, PM Thailand Jamin Keamanan Wisman

Jumat, 6 Oktober 2023 03:08 WIB
PM Thailand Srettha Thavisin dalam jumpa pers di Mall Siam Paragon, Bangkok, Thailand, 4 Oktober 2023. (Foto AFP via The Irrawaddy)
PM Thailand Srettha Thavisin dalam jumpa pers di Mall Siam Paragon, Bangkok, Thailand, 4 Oktober 2023. (Foto AFP via The Irrawaddy)

RM.id  Rakyat Merdeka - Insiden penembakan di pusat perbelanjaan Kota Bangkok yang menewaskan dua orang, menjadi pukulan baru bagi upaya Thailand membangun kembali industri pariwisata.

Penembakan di Mall Siam Paragon di jantung komersial Bangkok, 3 Oktober lalu, menewaskan dua wisatawan. Satu dari China, satu lainnya dari Myanmar. Lima lainnya mengalami luka-luka akibat penembakan itu. Polisi pun menangkap seorang remaja yang terbukti melepaskan tembakan itu. Tersangka berusia 14 tahun, siswa di sebuah sekolah swasta yang hanya berjarak beberapa meter dari Siam Paragon.

Para pengunjung kemarin kembali berdatangan saat Mall Siam Paragon dibuka kembali, kurang dari 24 jam setelah penembakan bersenjata ketiga di Thailand dalam empat tahun terakhir itu.

Baca juga : Penembakan Di Siam Paragon Mall Bangkok, 3 Tewas, Tersangka Umur 14 Tahun

Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menjamin keselamatan wisatawan mancanegara (wisman) dan berjanji melakukan tindakan pencegahan, usai insiden yang menimbulkan pertanyaan tentang kontrol senjata di Negeri Gajah Putih itu. Thavisin ikut mengheningkan cipta selama satu menit di mall tersebut, sebelum menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dua korban.

“Saya yakin, Siam Paragon dan pejabat telah melakukan yang terbaik untuk meminimalisir korban dan kerusakan. Pemerintah saya menegaskan, kami akan mengutamakan tindakan pencegahan,” tegasnya kemarin, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Thailand termasuk negara yang menggantungkan roda perekonomiannya pada sektor pariwisata. Wisman China merupakan sumber pengunjung asing terbesar ke Thailand pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Pemerintahan Srettha bulan lalu juga membebaskan visa bagi warga negara China, untuk memfasilitasi perjalanan dan membantu mengatasi kekhawatiran keselamatan.

Baca juga : Kebakaran Di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan 100 Orang, 150 Terluka

Kekerasan bersenjata dan kepemilikan senjata merupakan hal biasa di Thailand. Namun pemeriksaan keamanan di tempat umum, termasuk pusat perbelanjaan dan sistem transportasi, biasanya cukup longgar.

“Hal ini akan berdampak pada kepercayaan pariwisata dan reputasi kami. Di masa lalu, ada keluhan mengenai keselamatan dari turis China, tapi ini adalah sesuatu yang tidak terpikirkan,” ujar Wakil Presiden Dewan Pariwisata Thailand, Somsong Sachaphimukh.

Pemerintah Thailand memperkirakan, sekitar 10 juta pucuk senjata api (senpi) beredar di dalam negeri. Ini sama dengan satu dari tujuh orang di Thailand memiliki senpi. Angka ini menjadikan Thailand sebagai salah satu negara dengan kepemilikan senjata tertinggi di Asia Tenggara.

Baca juga : Satuan Kerja KPU Kudu Jamin Keamanan Siber

Mantan polisi yang sekarang menjadi akademisi, Kritsanapong Phutrakul mengatakan, penjualan senjata api banyak dilakukan lewat internet.

“Hanya sejumlah kecil petugas polisi yang punya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melacak pasar senjata secara daring,” ujar Phutrakul.

Penyalahgunaan senjata api pun menjadi momok bagi Thailand. Penembakan di Siam Paragon itu terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan setahun penembakan massal di sebuah taman kanak-kanak di Thailand utara, yang menewaskan 36 orang. Pada 2020, seorang mantan perwira militer juga secara membabibuta menembak mati 29 orang di sebuah mall, di kota timur laut, Nakhon Ratchasima.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.