Dark/Light Mode

Bicara Di Forum APEC Business Advisory Council

Airlangga: Perlu Kolaborasi Pemerintah Dan Swasta Untuk Capai Netralitas Karbon

Sabtu, 18 November 2023 09:44 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) pada pertemuan Forum Forum APEC Business Advisory Council. (Foto: Ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) pada pertemuan Forum Forum APEC Business Advisory Council. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perlu kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk mendorong transisi energi, netralitas karbon, dan implementasi pembayaran digital.

Hal tersebut disampaikan Airlangga saat menghadiri forum APEC Business Advisory Council (ABAC) dalam rangkaian kunjungan kerja ke San Francisco, Amerika Serikat, pada Kamis (16/11).

Airlangga hadir mewakili Presiden Jokowi. Hadir dalam acara ini Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan para Pimpinan 21 negara anggota APEC lainnya.

Baca juga : Ganjar: Pemerataan Kualitas Dan Kuantitas Harus Seimbang

Forum ABAC diawali pidato dari Kamala Harris. Menurut dia, saat ini 21 negara APEC menyumbang lebih dari lebih dari 60 persen PDB global. “Kita menguasai separuh perdagangan global. Asia-Pasifik diproyeksikan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan global selama 30 tahun ke depan,” ujarnya.

Kolaborasi antar pemerintah dan pelaku usaha merupakan hal yang mutlak untuk mengatasi tantangan-tantangan yang krusial dan mendesak. Oleh karena itu, tema yang diambil dalam diskusi APEC Business Advisory Council (ABAC) tahun ini adalah Equity, Sustainability, dan Opportunity. Apalagi, pemulihan pascapandemi menawarkan peluang penting bagi anggota APEC untuk mendorong pertumbuhan inklusif.

Ketua Dewan Penasihat Bisnis APEC dari East-West Bank, Dominic Ng mengatakan, ada tiga isu utama yang dihadapi APEC. Pertama, krisis iklim memerlukan tindakan kolektif yang tegas. Kedua, teknologi yang sedang berkembang, seperti kecerdasan buatan generatif, memiliki peluang besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun perlu memperhatikan tata kelola etis dan dampaknya terhadap tenaga kerja.  APEC dapat menjadi platform utama untuk berbagi pengetahuan di bidang ini.

Baca juga : Kunjungi Rempang, Airlangga Pastikan Pemerintah Bangun Rumah Untuk Warga

“Ketiga, inklusi ekonomi sangatlah penting. Pandemi Covid-19 memperlihatkan kerentanan kelompok yang terpinggirkan. Inflasi, kenaikan biaya hidup, ketidakpastian iklim dan tren teknologi juga mempengaruhi kelompok ini,” ujarnya.

Terkait Sustainability, Menko Airlangga mengatakan, para pebisnis yang terlibat dalam APEC perlu mengupayakan terwujudnya Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui percepatan transisi energi, penghentian penggunaan batu bara, dan pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan. Dia juga berpandangan bahwa Indonesia perlu mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menciptakan iklim investasi yang kondusif, blended finance, dan kolaborasi konkrit lainnya untuk mewujudkan komitmen dan tujuan bersama di kawasan Indo-Pasifik.

APEC San Francisco menjadi tonggak sejarah terbentuknya ASEAN Caucus dalam APEC Business Advisory Council, yang memungkinkan suara ASEAN dapat didengar lebih keras di berbagai forum termasuk di APEC. ASEAN merupakan salah satu kawasan strategis yang memiliki modal kuat untuk menjadi pusat dari pertumbuhan dunia.

Baca juga : Pemprov DKI: Tingkat Pegawai Pemerintah Dan Swasta Yang WFH Cuma 22,43 Persen

ASEAN Caucus dapat menjadi bagian penting untuk memperkuat inisiatif transisi energi, pencapaian netralitas karbon, dan mempercepat implementasi pembayaran digital lintas batas melalui kerja sama lembaga-lembaga keuangan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.