Dark/Light Mode

Hari Ini Pemilu, Pakistan Matikan Layanan Internet

Kamis, 8 Februari 2024 16:57 WIB
Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif dan putrinya Maryam, mendatangi TPS untuk menunaikan hak pilihnya. Sharif berharap, bisa menang di pemilu tahun ini. (Foto: BBC)
Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif dan putrinya Maryam, mendatangi TPS untuk menunaikan hak pilihnya. Sharif berharap, bisa menang di pemilu tahun ini. (Foto: BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Pakistan mengambil kebijakan memutus layanan seluler dan layanan data, di tengah pesta demokrasi yang digelar hari ini, Kamis (8/2/2024). Meski jaringan wifi tampaknya berfungsi, panggilan dan layanan data telah ditangguhkan.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan, langkah ini terpaksa ditempuh untuk mengantisipasi gangguan keamanan. Apalagi, pada Rabu (7/2/2024), Pakistan mengalami dua teror bom yang menewaskan 28 orang.

"Banyak nyawa melayang, akibat insiden teror yang terjadi baru-baru ini. Karena itu, langkah-langkah keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban, juga untuk menghadapi potensi ancaman," ujar Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Pakistan, seperti dikutip BBC, Kamis (8/2/2024).

Pemutusan layanan internet ini mengundang kritikan Bilawal Bhutto Zadari, putra mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang tewas terbunuh pada 7 Desember 2007. Dia meminta layanan segera dipulihkan.

Bhutto, yang juga mencalonkan diri untuk jabatan puncak mengatakan, Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpinnya telah melakukan pendekatan kepada Komisi Pemilu dan Pengadilan untuk memulihkan layanan internet.

Keluhan juga datang dari rakyat kecil. "Pemilih seharusnya diberikan kemudahan, bukannya malah seperti ini," keluh seorang warga Pakistan.

Baca juga : Dukung Indonesia Maju, Ibas Dan Demokrat Komit Ciptakan Banyak Lapangan Kerja

Sementara sejumlah warga Lahore mengatakan, pemutusan internet ini menyulitkan mereka untuk memesan taksi online, menuju tempat pemungutan suara (TPS). Sebagian lainnya, mengeluhkan sulitnya koordinasi dengan anggota keluarga, menuju TPS.

Pakistan kini berada dalam kondisi siaga tinggi, seiring pengamanan ketat di seluruh TPS. Salah satu TPS di Lahore yang dikunjungi BBC, bahkan menempatkan penjaga bersenjata di pintu masuk. Petugas militer terlihat wara-wiri di sekitar area tersebut.

Wilayah perbatasan Pakistan dengan Afghanistan dan Iran, kini telah ditutup bagi kargo dan pejalan kaki untuk menjamin keamanan penuh selama pemungutan suara.

Ini bukan kali pertama Pakistan memutus layanan internet untuk mengendalikan arus informasi. Meski penutupan sebesar ini belum pernah terjadi sebelumnya, terutama selama pemilu.

Nawaz Sharif Ikut Lagi

Pemilu Pakistan 2024 digelar hampir dua tahun sejak perdana menteri (PM) sebelumnya, Imran Khan digulingkan dengan mosi tidak percaya.

Khan yang tengah menjalani hukuman penjara dalam kasus korupsi, dipastikan tak ikut dalam pesta demokrasi tahun ini, yang disebut banyak analis sebagai pemilu Pakistan paling tidak kredibel. Sementara PM tiga kali Nawaz Sharif, ikut dalam kontestasi.

Baca juga : Jelang Pemilu 2024, PB HMI MPO Keluarkan 7 Maklumat

Sharif dan putrinya Maryam, menunaikan hak pilihnya di Icchra, Lahore. Keamanan diperketat. Petugas membentuk lingkaran di sekeliling mereka. Sebuah jip yang ditutupi antena, sengaja ditempatkan untuk mengacak sinyal telepon.

Mobil-mobil hitam berjejer di lokasi TPS, saat Sharif dan putrinya memasuki area pencoblosan.

Ketika ditanya apakah pesta demokrasi ini berlangsung bebas dan adil, Sharif mengatakan, Pemilu 2024 benar-benar adil.

Sharif yang mengaku tak punya masalah dengan militer, berbicara tentang kurangnya kesopanan, arogansi, dan budaya yang mengganggu dan menghancurkan negara. Pernyataan tersebut merujuk pada Pakistan di bawah kepemimpinan Khan.

"Jika kami menang, kehidupan masyarakat akan lebih mudah. Inflasi akan turun, seperti yang diinginkan masyarakat. Keinginan mereka harus terkabul," ujar Sharif.

Petugas Perempuan Tak Diizinkan

Pemungutan suara di Pakistan berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat. Aturan ketat seputar liputan pemilu – termasuk apa yang bisa dikatakan tentang kandidat, kampanye, dan jajak pendapat – tetap berlaku hingga pukul 23.59.

Baca juga : Ketua KPU Jangan Ngawur

Belum dapat dipastikan, kapan hasil Pemilu Pakistan akan diumumkan. Yang pasti, dalam waktu dua minggu setelah pemungutan suara, harus sudah dipublikasikan.

Di Kota Multan, Punjab, beberapa petugas pemungutan suara perempuan mengaku diizinkan memasuki tempat pemungutan suara. Sehingga, mereka pun tak dapat memonitor proses pemungutan suara.

Biasanya, petugas pemungutan suara perempuan diberi tempat duduk di dalam bilik.

Di Lahore, puluhan pemilih memadati koridor kecil sebuah sekolah di Naseerabad. Beberapa di antaranya, mengaku telah menunggu lebih dari dua jam untuk memberikan suara.

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.