Dark/Light Mode

Ukrainia Serukan Misi Perdamaian Lewat Budaya & Keterlibatan dengan Global Selatan

Sabtu, 23 Maret 2024 07:47 WIB
Diskusi publik bertajuk Updates on the Ukrainian 10-Point Peace Plan and Ukraines Engagement with the Global South, Rabu (20/4). (Foto: Istimewa)
Diskusi publik bertajuk Updates on the Ukrainian 10-Point Peace Plan and Ukraines Engagement with the Global South, Rabu (20/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggelar diskusi publik bertajuk "Updates on the Ukrainian10-Point Peace Planand Ukraine's Engagement with the Global South", Rabu (20/4). Diskusi ini diadakan sebagai wadah bagi para pemangku kepentingan untuk mendalami perkembangan terbaru seputar Rencana Perdamaian 10-Poin Ukraina dan hubungannya yang semakin erat dengan Global Selatan.

Sejak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan "formula perdamaian" kepada para pemimpin negara-negara G7 pada 11 Oktober 2022, yang kemudian dikenal sebagai Rencana Perdamaian 10-Poin, Ukraina terus berupaya keras menyuarakan rencana ini secara internasional dan mencari dukungan dalam pengimplementasinya. Rencana komprehensif ini bertujuan untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia setelah Invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 hingga sekarang.

Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Direktur Sekolah Analisis Kebijakan Universitas Nasional Kiev-Mohyla Maksym Yakovlyev mengungkapkan, penting untuk terus menyuarakan perdamaian dunia. Karena invasi ini tidak boleh dialami siapa pun. Sehingga perlu memperkuat rencana perdamaian untuk memberikan landasan bersama bagi pemahaman global.

Baca juga : Safari Ramadan, Pertamina & Kementerian BUMN Tebar 1.000 Paket Sembako Murah

“Invasi ini tidak boleh dialami siapa pun. Realisasi rencana apa pun bergantung pada kesamaan umum baik integritas, perlindungan, maupun hal-hal lain dari seluruh dunia,” ungkap Maksyim pada Diskusi Publik FPCI, seperti keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (23/3).

Kepala Departemen Crimea Platform di Misi Presiden Ukraina di Republik Otonom Crimea Maria Tomak mengungkapkan, banyak media yang mengatakan bahwa Ukraina didukung barat. Dia menyatakan, hanya membela bukan mendukung.

“Kami justru berterima kasih kepada negara-negara Timur Tengah yang membantu kami dalam melakukan negosiasi anak-anak Ukraina untuk pulang ke Ukraina,” tambah Maksym.

Baca juga : Prabowo-Gibran Jaga Perasaan Anies-Ganjar

Selanjutnya, Maria mengungkapkan bahwa rencana perdamaian ini perlu digencarkan dan dukungan penuh dari berbagai negara, salah satunya Indonesia. Rencana perdamaian ini sebenarnya memberikan peluang bagi Ukraina untuk membantu mengatasi situasi krisis, misalnya dengan mengurangi jumlah tentaranya di garis depan, dan membebaskan tahanan Ukraina.

“Kami sebagai warga Ukraina tidak punya pilihan untuk menghentikan perang ini. Karena pada akhirnya semua bergantung pada keputusan Rusia untuk melanjutkan atau menghentikan invasi mereka ke wilayah kami,” ungkap Maria.

Keberadaan penduduk Krimea juga merupakan salah satu contohnya. “Kita tidak bisa menolak keberadaan mereka, karena mereka juga bagian dari Ukraina dan kita harus memenuhi kebutuhan kemanusiaan agar setiap orang mempunyai hak yang sama untuk hidup sebagai manusia,” tambah Maria.

Baca juga : Moeldoko Dorong Perguruan Tinggi Perkuat Riset Ketahanan Pangan

Maria melanjutkan, keterlibatan Ukraina dengan Global Selatan menjadi krusial karena berbagai proposal perdamaian telah muncul secara global. Hal ini menekankan pentingnya upaya Ukraina untuk mendapatkan dukungan internasional bagi inisiatif perdamaian mereka.

“Salah satu inisiatif yang diperjuangkan saat ini adalah memperluas kerja sama berbagai negara dengan menggunakan alat diplomasi budayanya,” tambah Maria.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.