Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Rayakan Natal, Duterte Sepakat Gencatan Senjata Dengan Pemberontak Sayap Kiri
Selasa, 24 Desember 2019 13:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Demi menciptakan suasana Natal yang damai dan khidmat, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan kelompok pemberontak sayap kiri, Communist Party of the Philippines (CPP) sepakat melakukan gencatan senjata.
Gencatan senjata resmi dimulai 23 Desember pukul 23.59 dan akan berakhir 7 Januari. Total, 16 hari masa gencatan senjata dari kedua belah pihak.
Selain itu, Duterte memerintahkan pejabatnya membentuk tim negosiator untuk melakukan pembicaraan damai dengan perwakilan CPP. Dia berharap di masa tenang ini, Pemerintah Filipina bisa mencapai kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak tersebut. Duterte sudah menunjuk Sekretaris Eksekutif Salvador Medialdea sebagai salah satu anggota negosiator dengan CPP.
Baca juga : Selama Libur Nataru, Truk Bertonase Berat Dilarang Melintas di Tanggal Ini
Sementara, perwakilan CPP meminta agar Pemerintah Filipina tidak melakukan sweeping senjata di masa tenang selama 16 hari tersebut.
“Selama gencatan senjata, pasukan bersenjata kami tidak akan membawa persenjataan. Kami harap pasukan keamanan Filipina juga tidak melakukan sweeping dan tidak melakukan tindakan yang memicu berakhirnya kesepakatan gencatan senjata," bunyi pernyataan CPP dikutip NST.
“Sehingga seluruh rakyat Filipina dapat menikmati ketenangan dan ketenteraman saat merayakan musim libur Natal dan Tahun Baru bersama orang-orang tercinta, bebas dari kekerasan atau bentuk gangguan apa pun," sambung pernyataan tersebut.
Baca juga : Rayakan Nataru, Supermal Karawaci Gelar Magical Unicorn hingga Peduli Kasih
Filipina telah terlibat konflik dengan kelompok-kelompok sayap kiri dalam 50 tahun terakhir. Duterte memulai kembali perundingan damai dengan kelompok-kelompok pemberontak tersebut saat dia menjadi presiden pada 2016.
Maret tahun ini, Duterte memutuskan secara permanen mengakhiri perundingan tersebut. Dia mengatakan pemerintahannya tidak memiliki rencana menggelar perundingan damai dengan kelompok pemberontak.
Kekuatan CPP diperkirakan berjumlah 3.500 personel, angka yang secara signifikan lebih rendah dibanding saat puncak kekuatannya di era 1980-an yang berkisar 25.000 personel. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya