Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Seluruh Tentara Asing Bakal Ditarik Dari Afghanistan
Ingin Akhiri Perang Selama 18 Tahun, AS-Taliban Teken Perjanjian Bersejarah
Minggu, 1 Maret 2020 00:02 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menandatangani perjanjian bersejarah dengan Taliban, yang merupakan langkah awal penarikan tentara asing dari Afghanistan. Untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung di negara tersebut, selama 18 tahun.
Kesepakatan tersebut ditandatangani di ibu kota Qatar, Doha, oleh utusan khusus AS Zalmay Khalilzad dan Kepala Politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar. Serta disaksikan oleh Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo.
Terkait hal ini, Sekretaris Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, ini adalah langkah yang bagus, meski baru tahap permulaan.
"Untuk mencapai perdamaian abadi di Afghanistan, dibutuhkan kesabaran dan kompromi dari semua pihak, ”kata Esper, yang telah bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Kabul, dan mendeklarasikan perjanjian AS-Taliban secara paralel.
Baca juga : Sesaat Lagi, KPK Umumkan Tersangka Baru
AS mengemukakan, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi tentaranya di Afghanistan, dari saat ini 13.000 menjadi 8.600 orang, dalam 135 hari setelah perjanjian.
Jika Taliban mematuhi perjanjian itu, selama periode 135 hari, AS akan bekerja sama dengan negara sekutu untuk mengurangi pasukan koalisi secara proporsional.
Perjanjian itu menyebut, penarikan penuh seluruh pasukan AS dan koalisi akan terjadi dalam waktu 14 bulan, setelah kesepakatan ditandatangani.
"Kami akan mengakhiri perang Amerika terlama, dan menarik seluruh tentara dari wilayah tersebut," kata Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Sabtu (29/2).
Baca juga : Mantan Bupati Semarang Terancam 2 Tahun Penjara
Kesepakatan ini memberikan kesempatan untuk mewujudkan janji Trump, yang ingin menarik seluruh pasukan AS dari Afghanistan, saat kampanye pada November tahun lalu.
Sementara para ahli keamanan mengatakan, perjanjian tersebut merupakan bentuk pertaruhan kebijakan luar negeri AS, yang akan memberikan legitimasi internasional kepada Taliban.
Dalam konferensi persnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berharap, perjanjian tersebut dapat membuka jalan menuju perdamaian abadi. "Bangsa kami sedang menanti gencatan senjata penuh," ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (29/2).
Ghani mengatakan, pihaknya siap menegosiasikan gencatan senjata dengan Taliban, serta menegaskan dukungannya terhadap penarikan bertahap AS, dan pasukan koalisi, agar Taliban bersedia memenuhi komitmennya.
Baca juga : Wabah Corona Sudah Renggut 43 Nyawa, Iran Larang Warganya Keluar Rumah
"Kami berkomitmen mencegah kelompok-kelompok militan menggunakan tanahnya untuk mengancam keamanan Amerika Serikat, sekutunya, dan negara-negara lain," tegas Ghani. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya