Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gereja Dibom, Masjid Digranat

Filipina Tak Senyaman Di Sini

Kamis, 31 Januari 2019 11:21 WIB
Petugas tampak sedang membersihkan reruntuhan pasca ledakan granat di Masjid Mahardika, Zamboanga, Filipina. Ledakan granat terjadi pada Rabu (30/1) dinihari. (Foto: Istimewa)
Petugas tampak sedang membersihkan reruntuhan pasca ledakan granat di Masjid Mahardika, Zamboanga, Filipina. Ledakan granat terjadi pada Rabu (30/1) dinihari. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Filipina tak senyaman di sini. Teroris di negeri yang dipimpin Duterte itu, tidak tobat-tobat. Terus beraksi. Lebih biadab lagi. Setelah ngebom gereja, selang dua hari mereka lemparkan granat ke masjid. Duh, ngeri...

Masjid yang dilempar granat itu bernama Mahardika di Zamboanga. Peristiwa itu terjadi Rabu (30/1) dini hari kemarin. Ada sekitar 10 orang tidur di Masjid. Tiba-tiba, booom... Sebuah granat masuk ke jendela tanpa kaca dan meledak. Dua orang tewas di tempat. "Sebuah granat yang dilemparkan ke sebuah masjid, menewaskan dua orang dan melukai empat lainnya," ujar Jubir Kepolisian Kawasan Zamboanga, Gerry Besana, kepada AFP.

Belum diketahui siapa pelakunya. Pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu juga tidak ada. Pihak kepolisian masih mencari keterangan dan bukti-bukti, untuk mengejar pelaku. Termasuk, kemungkinan keterkaitan dengan bom Gereja Katedral di Jolo, Sulu, Filipina Selatan, Minggu (27/1) lalu.

Selain memburu pelaku, kepolisian juga sibuk mengurusi korban. Sudah ada dua nama korban tewas dalam insiden itu: Sattal M. Bato (47) dan Rex Z. Habil (46). Gerry juga mengungkap, identitas tiga korban terluka kepada Inquirer: Palaon Saji Asgali (44), Alnizkar Sabbaha (30) dan Jikilani J. Abdulgani (60). Mereka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan.

Baca juga : Ekonomi Masyarakat Purbalingga Bakal Semakin Meningkat

Menurutnya, ada sekitar 10 orang sedang tidur di dalam masjid, ketika satu pria tak dikenal melemparkan granat ke jendela yang terbuka. Dia mengatakan, pemilik masjid tersebut adalah seorang pensiunan kepolisian. Namun, pihak kepolisian belum dapat memastikan motif serangan ini.

Insiden ini memperpanjang duka di Filipina. Seperti diketahui, Minggu (27/1), ketika umat Kristen sedang beribadah di gereja di Kota Jolo, tiba-tiba sebuah bom meledak di area dalam gereja. Setidaknya, 20 orang tewas atas kejadian. Tidak hanya satu, tapi dua bom meledak di Gereja Jolo.

Satu lagi, ketika bala tentara datang untuk mengevakuasi korban. Sebuah bom kembali meledak, begitu militer menghampiri. Tercatat, ada 20 orang tewas atas ledakan tersebut. Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte menuding kelompok teroris Abu Sayyaf, sebagai dalang di balik serangan ini. Duterte bersumpah akan menghancurkan kelompok militan tersebut.

Abu Sayyaf sudah berbaiat kepada ISIS, kelompok teror yang memang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca juga : Mahfud MD: Bukan Alumni Dan Tak Pernah Diundang

Belakangan, Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan, tidak ada hubungan antara bom gereja dan serangan masjid. Dia mengulang pernyataan komandan satuan tugas setempat, bahwa itu bukan tindakan balasan. Kecurigaan itu lantaran insiden granat terjadi beberapa jam setelah Presiden Duterte muncul di televisi dan mengatakan, serangan terhadap sebuah gereja yang menewaskan 21 orang di Pulau Jolo, mungkin melibatkan seorang pelaku bom bunuh diri.

Lorenzana juga tak menampik kemungkinan, serangan bom kedua adalah bom bunuh diri. Namun, dia mengatakan tidak jelas apakah ISIS benar-benar di belakangnya, karena kelompok teroris tersebut tidak mengungkapkan identitas martir pengeboman ini.

Bagi Lorenzana, peristiwa ini sangat jauh jika dikaitkan dengan keterlibatan ISIS. Tapi, jika dikaitkan dengan kelompok teroris maupun perompak Abu Sayyaf, mungkin saja. Lorenzana mengatakan tes forensik akan dilakukan untuk memastikan, apakah pelaku bom bunuh diri itu adalah orang asing.

Soal terorisme, Indonesia juga punya sejarah kelam. Terakhir, bom yang diledakkan satu keluarga di sejumlah gereja di Surabaya. Cukup 4 hari bagi kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut. Pihak keamanan juga berhasil meredam potensi serangan balasan dari umat Kristiani.

Baca juga : Kejaksaan Agung Diminta Tidak Hamburkan Duit

Terkait hal ini, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir dengan adanya serangan bom di gereja Filipina. Mengingat, Indonesia sudah melalukan koordinasi intens dengan Filipina dan Malaysia. "Nggak perlu khawatir. Yang penting kita waspada, peka, dan jangan merasa bodoh. Karena itu musuh kita bersama. Mereka sudah masuk ke mana-mana, ke perguruan tinggi, ke pesantren, sekolah-sekolah, SMA, segala macam," katanya di Kompleks DPR, Senin (28/1).

Ryamizard menegaskan, tak ingin menjadikan Indonesia sebagai sarang terorisme. Pihaknya akan segera menindak, jika terjadi hal serupa di Indonesia. "Saya dari dulu tidak mau, Indonesia dijadikan sarang terorisme. Kalau ada apa-apa, kita harus selesaikan sendiri," katanya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.