Dark/Light Mode

Dubes Singapura Anil Kumar Nayar: Perkembangan Virus Corona Terkendali

Minggu, 8 Maret 2020 05:32 WIB
Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar
Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Singapura menyampaikan perkembangan terbaru penyebaran virus corona setiap hari. Tidak ada yang ditutup-tutupi pemerintah Singapura, selain identitas penderita yang merupakan hak privasi.

Melalui transparansi informasi seputar virus corona dikenal Covid-19, Singapura ingin menunjukkan bahwa mereka telah berupaya keras membendung virus corona.

Setiap perkembangan dilaporkan, tidak hanya para penderita baru, namun juga warga yang berhasil pulih. “Kami ingin menunjukkan bahwa situasi terkendali. Kami tahu apa yang kami lakukan,” kata Duta Besar Singapura untuk Indonesa Anil Kumar Nayar di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, belum lama ini. 

Menurut Anil Kumar Nayar, sangat penting pemerintah tidak menyembunyikan informasi terkait virus corona. Pasalnya, jika bukan kebenaran yang diungkapkan pemerintah, maka kabar palsu yang akan memicu kepanikan di tengah masyarakat. Ini adalah tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya dan masyarakat internasional.

“Kami tidak akan menyembunyikan informasi, karena jika informasi yang salah tersebar, maka akan jadi kontraproduktif,” kata Anil.

Baca juga : Polri Bakal Tindak Penyebar 5 Berita Hoaks Terkait Virus Corona

“Jika pemerintah menyembunyikan sesuatu, maka dampaknya akan buruk. Tidak akan ada lagi yang percaya pada pemerintah,” lanjut Anil.

Di Singapura, sudah ada 106 penderita virus corona di negara tersebut, 7 di antaranya dalam keadaan kritis di ruang ICU. Pasien yang berhasil pulih setelah mendapatkan perawatan mencapai 74 pasien, salah satu- nya pekerja asal Indonesia yang tertular dari majikannya.

Anil menambahkan, transparansi juga diperlukan dalam koordinasi dengan negara-negara tetangga. Transparansi antarnegara dalam kasus virus corona adalah berbagi informasi dengan jujur soal identitas penderita, riwayat perjalanan penderita, hingga kontak dekatnya selama berada di sebuah negara.

“Ini adalah masalah lintas batas, semua negara rentan jadi korban,” kata Anil. 

Secara global terdapat lebih 90 ribu orang penderita virus corona dengan angka kematian lebih dari 3.000 orang, terbanyak di China. Di Indonesia, ada dua penderita virus corona, ibu dan anak, yang tertular dari seorang warga Jepang.

Baca juga : Angkasa Pura I Konsisten Cegah Penyebaran Virus Corona

Adanya korban dari Indonesia, Singapura menegaskan tidak akan menutup perbatasan untuk warga Indonesia. “Kami merasa menutup Singapura tidak akan menyelesai- kan masalah,” katanya.

Memang pada dasarnya tidak ada larangan masuk bagi warga Indonesia, tapi Singapura menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati setiap pendatang. Anil mengatakan, di antara peraturannya adalah pendatang harus lolos dalam pemeriksaan kesehatan di bandara dan tidak habis bepergian ke China dalam 14 hari terakhir.

Bagi warga Singapura dan pemegang izin tetap yang baru dari China diwajibkan mengarantina diri selama 14 hari, masa inkubasi virus. Jika mendapati gejala virus corona seperti batuk, bersin, demam, atau sesak napas, wajib memeriksakan kesehatannya.

“Jika melanggar aturan karantina ini, dia bisa dihukum, atau bahkan dideportasi,” lanjut Anil.

Singapura merupakan negara transit dengan volume penerbangan internasional yang tinggi. Itulah sebabnya, Singapura sangat rentan masuk penyakit.

Baca juga : 1 Juta Orang Bakal Ditest Virus Corona di Amerika Serikat

Pada wabah SARS 2003, ada 238 kasus penderita di Singapura dengan 33 pasien meninggal dunia. Tingkat bahaya virus corona atau Covid-19 memang lebih rendah dari SARS, namun peluang penyebarannya sangat tinggi. Itulah sebabnya, Singapura kali ini meningkatkan Respons Wabah Penyakit (DORSCON) ke tingkat oranye, sama seperti SARS 17 tahun lalu.

Oranye hanya satu tingkat di bawah merah, level tertinggi bahaya penyakit. Status warna oranye menandakan penyebaran wabah virus corona meluas menjangkiti dengan mudah dari manusia ke manusia namun belum menyeluruh di seluruh komunitas.

Dalam arti lain, jika masih dalam warna oranye, penyakit tersebut masih bisa terkontrol dan dapat dikendalikan otoritas kesehatan. Sejumlah kebijakan akan diambil untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran wabah virus berbahaya ini secara komunal.

Langkah pencegahan seperti membatalkan seluruh acara di luar sekolah, penerapan kebijakan darurat perusahaan untuk menjamin kelangsungan ekonomi dan bisnis, serta pengukuran suhu tubuh di rumah sakit, tempat umum, dan acara berskala besar. Tidak ketinggalan, karantina ketat akan dilakukan terhadap orang-orang yang berhubungan dekat dengan pasien yang sudah positif terinfeksi. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.