Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tanggap Pandemi Covid-19 Tahap Awal, ADB Siap Kucurkan Dana 6,5 Miliar Dolar AS

Kamis, 19 Maret 2020 10:27 WIB
Orang bermasker menjadi pemandangan lazim di tengah maraknya pandemi Corona. (Foto: NYT)
Orang bermasker menjadi pemandangan lazim di tengah maraknya pandemi Corona. (Foto: NYT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asian Development Bank (ADB) mengumumkan paket bantuan tahap awal senilai 6,5 miliar dolar AS untuk mengatasi keperluan mendesak dari negara-negara berkembang anggotanya, dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).

"Pandemi ini telah menjadi krisis global. Sehingga, diperlukan aksi kuat di tingkat nasional, kawasan, dan dunia," ujar Presiden ADB Masatsugu Asakawa.

Bersama negara-negara berkembang yang menjadi anggota, ADB menyiapkan seperangkat tindakan agresif untuk menangkal pandemi ini. Termasuk melindungi kaum miskin, rentan, dan populasi secara luas di kawasan-kawasan terjangkit. Serta memastikan ekonomi dapat membaik secepat mungkin.

"Setelah berdiskusi dengan para anggota dan organisasi setara, kami menyediakan dana pertolongan 6,5 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan mendesak dari negara-negara anggota," ungkap Asakawa.

Paket awal tersebut mencakup bantuan 3,6 miliar dolar AS untuk operasi sektor publik, bagi serangkaian kegiatan kesehatan dan ekonomi dalam merespons pandemi ini. Untuk operasi sektor swasta bagi usaha mikro, kecil dan menengah, perdagangan domestik dan kawasan, serta perusahaan yang terdampak secara langsung, ADB menggelontorkan dana 1,6 miliar dolar AS.

Di samping itu, ADB juga akan memobilisasi sekitar 1 miliar dolar AS dari sumber daya konsesional, melalui realokasi dari beberapa proyek yang sedang berlangsung dan mengkaji kemungkinan kebutuhan yang darurat.

ADB pun menyediakan 40 juta dolar AS, untuk bantuan teknis dan hibah yang dapat disalurkan dengan cepat.

Untuk menyediakan paket dukungan pada negara-negara berkembang anggota secepat dan sefleksibel mungkin, ADB akan menyesuaikan instrumen pendanaan dan bisnis prosesnya.

Baca juga : Aman Dari Wabah Covid-19, Selandia Baru Wajibkan Pendatang Isolasi Diri

Apabila disetujui oleh Dewan Direktur ADB, penyesuaian tersebut akan mencakup akses yang lebih cepat terhadap bantuan darurat bagi perekonomian. Dengan keterbatasan fiskal yang akut, prosedur yang lebih ringkas untuk pemberian pinjaman berbasis kebijakan, dan sistem pengadaan universal yang fleksibel dan lebih cepat.

Pandemi semacam ini menuntut respons yang terkoordinasi dan kolaborasi yang kuat antara negara dan lembaga.

ADB akan terus memperkuat kolaborasinya dengan International Monetary Fund, the World Bank, berbagai lembaga pembangunan lain di tingkat kawasan, World Health Organization (WHO) dan badan-badan pendanaan bilateral seperti Japan International Cooperation Agency (JICA), US Centers for Diseases Control (CDC) dan organisasi sektor swasta, untuk memastikan implementasi yang efektif dari upaya tanggap Covid-19 ini.

Sejak mengambil tindakan pertama terhadap Covid-19 pada 7 Februari 2020, ADB telah menyediakan lebih dari 225 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan darurat. Baik dari pemerintah maupun perusahaan di negara-negara berkembang anggotanya.

Tanggap Covid-19 yang diluncurkan ADB sampai saat ini, meliputi:

1. Tanggal 7 Februari: Hibah 2 juta dolar AS untuk memperkuat upaya pencegahan, deteksi, dan tindakan terhadap penyakit menular di China dan sub-kawasan Mekong

2. Tanggal 25 Februari: Pinjaman swasta senilai 130 juta yuan China (18,6 juta dolar AS) untuk sebuah perusahaan distributor farmasi di Wuhan, China agar dapat terus menyediakan kebutuhan medis penting dan perlengkapan pelindung pribadi.

3. Tanggal 26 Februari: Hibah kedua dengan alokasi tahap awal senilai 2 juta dolar AS untuk membantu beberapa negara berkembang anggota menghambat laju Covid-19, dan memperkuat ketahanan di bidang kesehatan. Pembiayaan tambahan sedang dimobilisasi untuk hibah ini.

Baca juga : Tekan Penyebaran Covid-19, PM Italia Keluarkan Dekrit Baru

4. Tanggal 12 Maret: 200 juta dolar AS disiapkan melalui Program Rantai Pasokan Finansial ADB, bagi perusahaan-perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan dan perlengkapan lain, yang diperlukan untuk menghadapi Covid-19. Melalui institusi yang menjadi rekanan, ADB dapat menyediakan modal kerja esensial bagi perusahaan semacam itu.

5. Tanggal 13 Maret: Hibah 3 juta dolar AS untuk mendukung tanggap upaya Covid-19 oleh pemerintah Filipina, termasuk untuk membeli kebutuhan medis darurat dan penyediaan layanan kesehatan yang efektif.

6. Tanggal 3 Maret: Hibah 600 ribu dolar AS dari Proyek Penguatan Sistem Kesehatan untuk membiayai upaya-upaya pencegahan dan tindakan di Sri Lanka. Termasuk, pengawasan penyakit dan penyediaan kebutuhan dan peralatan medis.

7. Tanggal 13 Maret: 100 ribu dolar AS direalokasikan dari Proyek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Terpadu di Tajikistan untuk membiayai upaya pencegahan dan mitigasi Covid-19, kebutuhan medis, dan alat-alat penunjang.

8. Tanggal 18 Maret: 1,4 juta dolar AS direalokasikan dari Proyek Pengembangan Sektor Kesehatan Kelima di Mongolia untuk pengadaan peralatan medis esensial bagi deteksi awal, layanan darurat, dan pengelolaan penyakit pernafasan akut. ADB juga menyetujui bantuan teknis skala kecil senilai 225 ribu dolar AS, untuk memperkuat kapasitas nasional Mongolia dalam mencegah dan menangani penyakit menular.

 

Beragam instrumen finansial yang menyediakan layanan seperti di atas,  juga tersedia bagi seluruh negara-negara berkembang anggota ADB.

Analisis dampak ekonomi tahap awal dari ADB, serta data terkait telah dipublikasikan pada 6 Maret 2020 dalam The Economic Impact of the Covid-19 Outbreak on Developing Asia.

Baca juga : Wabah Covid-19, Seluruh Laga Kualifikasi PD Zona Asia Ditunda

Informasi tersebut memperkirakan dampak pandemi ini terhadap kawasan Asia yang sedang berkembang, serta terhadap masing-masing negara dan sektor di kawasan ini.

Antara lain sebagai akibat dari menurunnya permintaan domestik, berkurangnya perjalanan wisata dan bisnis, terdampaknya mata rantai perdagangan dan produksi, gangguan pasokan, dan dampak kesehatan.

ADB akan memperbarui perkiraan dampak pandemi ini dalam Asian Development Outlook, yang akan diterbitkan pada 1 April 2020.

ADB berkomitmen mewujudkan Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.

ADB yang didirikan pada 1966, terdiri dari 68 anggota -49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik -. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.