Dark/Light Mode

Ilmuwan China: Tak Pakai Masker Adalah Kesalahan Besar di AS dan Eropa

Selasa, 31 Maret 2020 08:11 WIB
Ilmuwan China: Tak Pakai Masker Adalah Kesalahan Besar di AS dan Eropa

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China  Gao Fu menuding minimnya penggunaan masker di muka umum di lingkungan masyarakat AS dan Eropa, sebagai salah satu penyebab tingginya korban Covid-19 di wilayah tersebut.

"Tidak memakai masker adalah satu kesalahan besar di AS dan Eropa," kata Gao Fu, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dalam sebuah wawancara dengan jurnal Science, seperti dikutip Inkstone, Senin (30/3).

"Virus Covid-19 ditularkan oleh droplet (percikan ludah, Red) dan kontak dekat. Droplet memiliki peranan yang sangat penting dalam penyebaran wabah ini. Karena ketika Anda bicara, sangat mungkin ada droplet yang keluar dari mulut Anda," jelasnya.

Gao bergabung dengan sekelompok peneliti, yang mendesak otoritas kesehatan global untuk mempertimbangkan kembali  imbauan masker hanya digunakan bagi mereka yang sakit. Supaya wabah tidak terus menyebar luas.

Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, mereka yang perlu menggunakan masker adalah kelompok orang-orang yang menunjukkan gejala-gejala atau infeksi pernapasan, atau mereka yang merawat pasien Covid-19.

Baca juga : Pertamina Bantu Atasi Wabah Demam Berdarah di NTT

Sebagian besar otoritas kesehatan Eropa dan AS juga memiliki pandangan yang sama, dengan alasan kurangnya pasokan di fasilitas medis.

Namun, Gao menilai hal tersebut mempunyai kelemahan yang mendasar dalam mencegah penularan virus.

Sejumlah negara bahkan telah menyarankan penggunaan masker buatan rumah tangga, bila masker bedah tak tersedia.

Awal bulan ini, Republik Ceko tercatat sebagai negara pertama di Eropa yang mewajibkan warganya mengenakan penutup wajah (termasuk masker buatan rumah tangga) bila terpaksa harus keluar rumah.

Sementara Korea Selatan menyerukan, jika perlu, masker bisa digunakan lebih dari satu kali.

Baca juga : Bukopin Ajak Pelaku Usaha Berbisnis Lewat Mini ATM dan Agen B-Tunai

Dalam merekomendasikan penggunaan masker yang lebih luas, Gao mengatakan, pelindung wajah tersebut dapat melindungi penyebaran virus Corona yang dibawa oleh carrier yang tidak memiliki gejala, atau gejala yang belum tampak.

"Mengenakan masker wajah dapat mencegah droplet yang membuat virus menyebar dan menginfeksi orang lain," kata Gao, yang merupakan anggota tim China yang mengisolasi dan melakukan sekuensi terhadap virus Corona, yang menyebabkan penyakit Covid-19 pada Januari 2020.

Dalam saran publik terbaru yang diterbitkan pada 22 Maret 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, orang tak harus menggunakan masker jika berada di dalam rumah atau di ruang terbuka.

Namun, mereka harus menggunakannya di kantor, ketika berada di dalam lift, atau naik transportasi umum.

Gao juga menyerukan pentingnya pengadaan termometer di berbagai tempat umum di AS dan Eropa, untuk mendeteksi orang dengan gejala Covid-19.

Baca juga : Kementan Ajak Masyarakat Bantu Kendalikan Kematian Babi di Bali dan NTT

"Ke mana pun Anda pergi ke China, di sana ada termometer," kata Gao.

"Harus ada upaya untuk mengukur suhu tubuh sesering mungkin, supaya kita bisa memastikan siapa orang-orang yang berada di luar rumah dalam kondisi demam tinggi," lanjutnya.

Menurut data Johns Hopkins University, per Senin (30/3), virus Corona telah menginfeksi sedikitnya 700 ribu warga dunia dan membunuh lebih dari 340 ribu orang dengan episenter baru di AS dan Italia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.