Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Korban Covid-19 di China Lebih Sedikit, AS Penasaran

Kamis, 2 April 2020 23:01 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying. (Foyo Associated Press)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying. (Foyo Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat masih penasaran jumlah korban Covid-19 di China lebih sedikit. Sampai tim intelijen AS menuding China menyembunyikan fakta jumlah korban dan penyebab Covid-19.

China telah membantah tudingan. Namun China menilai tudingan AS hanya untuk mengalihkan perhatian publik terhadap besarnya jumlah pasien positif Covid-19 di Negeri Paman Sam itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyebut, China sangat terbuka soal informasi Covid-19. "Kami sangat transparan seputar penyebaran virus ini. Kami langsung mengabarkan mengenai penyebaran sejak di Wuhan," ujar Hua dikutip Bloomberg, Kamis (2/4).

Baca juga : Jokowi Pastikan, RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang Bisa Dipakai Senin Depan

"Sejumlah orang hanya ingin menyalahkan pihak lain. Apakah ada yang bisa menjelaskan apa yang AS lakukan dalam dua bulan terakhir?" lanjut juru bicara perempuan itu.

Covid-19 dari Sars-CoV-2, keluarga virus corona bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei China pada akhir 2019, tetapi Negeri Tirai Bambu sejauh ini hanya melaporkan sekitar 82.000 kasus dan 3.300 korban jiwa akibat corona, menurut data yang dihimpun Johns Hopkins University.

Jumlah kasus di China jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sekitar 189.000 kasus positif dan lebih dari 4.000 korban jiwa di AS. Hal itu  mengukuhkan AS sebagai negara paling terdampak virus mematikan ini di dunia.

Baca juga : Bos Fiorentina Pesismistis Seri A Berlanjut

Hingga berita ini diturunkan, baik staf komunikasi di Gedung Putih maupun di kedutaan besar China di Washington belum memberikan komentar. Kepada CNN, pada Rabu (1/4), Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan, respons terhadap wabah Covid-19 bisa lebih baik jika China lebih terbuka.

Meski China akhirnya memberlakukan lockdown yang ketat, ada keraguan yang  besar terhadap angka-angka yang dilaporkan. Pemerintah China telah berulang kali merevisi metodologinya untuk menghitung jumlah kasus dan selama berminggu-minggu mengecualikan pasien tanpa gejala.

Pada Selasa (31/3), negara ini akhirnya menambahkan lebih dari 1.500 kasus tanpa gejala ke dalam jumlah total kasusnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.