Dark/Light Mode

Jurus India Hadapi Covid-19, Lockdown Sambil Bantu Negara Lain

Kamis, 16 April 2020 22:55 WIB
Para perempuan India menjaga jarak di luar bank ketika mengantre untuk mengambil duit pensiun, di Bhopal, pada 15 April 2020. (Fotografer AFP/Gagan Nayar)
Para perempuan India menjaga jarak di luar bank ketika mengantre untuk mengambil duit pensiun, di Bhopal, pada 15 April 2020. (Fotografer AFP/Gagan Nayar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan karantina wilayah atau lockdown, dipilih Pemerintah India dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kebijakan yang telah diperpanjang hingga 3 Mei mendatang, dianggap sukses menekan angka penyebaran penyakit dari virus Sars-CoV-2. 

Data dari Kedutaan Besar/Kedubes India di Jakarta, hingga 12 April, ada 8.300 kasus virus corona positif di negara dengan penduduk 1,3 miliar itu. Menurut pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, angka itu jauh di bawah angka kejadian global. Yang pada 12 April itu diketahui 1.783.000 kasus positif di seluruh dunia. Dimana, 108.907 di antaranya meninggal.

Sebagaimana diketahui, sejak Januari India telah mengambil sejumlah langkah proaktif guna memastikan kurva tidak naik saat wabah meningkat. Pemerintah India, antara lain, menyelenggarakan pertemuan Kelompok Manajemen Krisis Kesehatan pada 8 Januari 2020.

"Dan membentuk Kelompok Menteri (GOM) untuk merencanakan, memantau dan meninjau situasi secara teratur dan untuk memastikan koordinasi antar-menteri," pernyataan pers Kedubes India di Jakarta.

Setelah itu, negara bagian diberi pedoman untuk pengawasan dan pelacakan kontak. Pengumpulan sampel laboratorium, pengemasan dan transportasi. Lalu, protokol manajemen klinis, pencegahan dan pengendalian dalam fasilitas kesehatan dan pedoman pembuangan untuk penumpang di bawah karantina. Selanjutnya, ada area fokus dari strategi dan tindakan utama. 

Pertama, pengawasan di tempat masuk ke negara. Peringatan perjalanan pertama dikeluarkan pada 17 Januari. Waktu itu, India belum mendeteksi Covid-19. Hal Itu bersamaan dengan inisiasi penyaringan penerbangan dari China dan Hong Kong di tiga bandara besar. 

Baca juga : Galang Dana Perangi Covid-19, Formula E Gelar Balapan Virtual

Selanjutnya, penyaringan dan pembatasan perjalanan, ditingkatkan selangkah demi selangkah. Dari pertengahan Januari hingga 11 Maret. Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) akhirnya menyatakan Covid-19 sebagai pandemi. Hingga 6 April, 1,5 juta penumpang telah disaring di bandara. Sekitar 44 ribu di pelabuhan laut. Dan lebih dari 2 juta disaring di perbatasan darat. 

Kedua, dilakukan pengawasan masyarakat terhadap semua penumpang melalui Jaringan Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP). Penumpang dimonitor di masyarakat melalui jaringan IDSP setiap hari. Saat ini 621 ribu penumpang telah diawasi. Dan, 33.249 ditemukan memiliki gejala dan dirujuk. Selain itu, 5.503 telah dirawat di rumah sakit. Hal ini untuk memastikan tidak ada satu pun kasus positif yang dapat bercampur dengan populasi umum.

Ketiga, pengujian laboratorium. Jaringan laboratorium di seantero negara itu telah dibentuk. Untuk memfasilitasi pengujian sampel awal dan tepat waktu. Badan kesehatan dunia, WHO telah mengidentifikasi National Institute of Virology, Pune sebagai laboratorium rujukan untuk seluruh Wilayah Asia Tenggara.

Dari satu laboratorium pada Januari 2020 hingga 223 laboratorium di seluruh negeri (157 laboratorium umum; 66 swasta) sekarang. Lebih dari 190 ribu sampel telah diuji hingga saat ini. Negara Gangga itu juga mengembangkan perangkat pengujian Covid-19. 

Keempat, meningkatkan produksi dan pengadaan pasokan medis. Sektor swasta India sedang terlibat penuh dalam upaya untuk membuat alternatif lokal yang terjangkau. Misalnya, sekarang terdapat 32 perusahaan India yang telah mulai bekerja untuk memproduksi peralatan Alat Pelindung Diri (APD).

Peningkatan pasokan oksigen enam kali lipat untuk keperluan medis juga telah dipastikan sejak 1 Februari 2020. Saat ini, terdapat 727.494 tempat tidur. 171.317 untuk tempat tidur isolasi dan 74.450 untuk tempat tidur yang positif Covid-19.

Baca juga : Cegah Covid-19, Angkasa Pura II Bantu APD dan Alat Kesehatan di Banten

Ada juga 40 ribu tempat tidur isolasi tambahan yang disiapkan dengan mengubah 2.500 gerbong kereta api. Produksi pasokan farmasi seperti tablet anti-piretik dan Hydroxychloroquine telah diperluas untuk memenuhi kebutuhan domestik dan untuk diekspor ke negara lain.

Kelima, salah satu langkah terbesar dalam mencegah penyebaran infeksi oleh masyarakat adalah melalui komunikasi. Iklan ke media tentang Do dan Don'ts (Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan) terhadap manajemen Covid-19 dirilis. Dan lebih banyak iklan pers yang berhubungan dengan aspek-aspek lain sedang dikembangkan dan dirilis seiring dengan perkembangan situasi.

Konferensi pers resmi dengan Menteri Kesehatan telah dilaksanakan. Siaran pers harian tentang jumlah kasus, saran perjalanan dan keputusan terkait Covid-19 lainnya telah dirilis.

Keenam, memastikan keselamatan orang India di luar negeri. Pemerintah telah mengambil setiap langkah untuk memastikan keselamatan warganya. Telah terdapat operasi evakuasi dari Wuhan, Iran, (kapal pesiar) Jepang, Italia dan Malaysia. Para pengungsi dibawa ke fasilitas karantina yang didirikan secara real time seperti darurat perang.

Selanjutnya, pada 24 Maret, perdana menteri mengumumkan karantina wilayah selama 21 hari hingga 15 April. Langkah ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan itu termasuk penghentian lebih dari 13 ribu layanan penumpang kereta api dalam sehari.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah India sebagai Republik, penghentian semua layanan penerbangan dan sebagian besar transportasi umum. "Namun, kesinambungan layanan penting, pasokan listrik, air, energi, produk makanan, perbankan, bahkan pengiriman barang-barang penting ke tetangga India sudah terjamin," terang keterangan Kedubes India.

Baca juga : Ketua MPR: Tangkal Penularan Covid-19, Bangun Sinergi dengan Kepala Desa

Lebih lanjut, banyak buruh migran dari Negara Bagian Delhi mulai bermigrasi ke negara asal mereka. Pemerintah India turut mengangkut sekitar 500 ribu pekerja migran dengan aman ke negara bagian asal mereka. Selain itu, diberlakukan pula protokol terhadap para pekerja migran. Upaya selanjutnya adalah mitigasi.

Selama lockdown, Pemerintah mempercepat upaya untuk strategi manajemen yang efektif dan perencanaan masa depan. Paket bantuan 22 miliar dolar AS (sekitar Rp 345 triliun) diluncurkan untuk membantu rakyat miskin. Termasuk petani dan buruh. Juga asuransi untuk 220 ribu pekerja perawatan kesehatan.

Bantuan lain juga diluncurkan. Mulai dari pangan. Hingga bantuan tunai. Selain dalam negeri, India juga meluncurkan bantuan untuk negara lain. Terutama pasokan medis. Ke negara-negara di Asia, Eropa, hingga Afrika. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.