Dark/Light Mode

Corona Gak Akan Hilang

Sebel, WHO Bikin Parno

Jumat, 15 Mei 2020 04:46 WIB
Ilustrasi virus Corona. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi virus Corona. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia frustrasi menghadapi wabah Covid-19. Anehnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) malah membuat pernyataan-pernyataan yang bikin parno saja. Yang terbaru WHO menyebut Covid-19 tidak akan hilang meski vaksinnya nanti sudah ditemukan.

Sampai kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus bertambah. Tercatat sudah ada 4,4 juta kasus dengan 298 ribu korban meninggal. Sebanyak 1,6 juta orang dinyatakan sembuh.

Baca juga : Pahlawan Datang, Bajingan Muncul

Meski jumlah kasus terus bertambah, sejumlah negara malah mulai melonggarkan pembatasan. Uni Eropa, misalnya, sudah meminta negara anggotanya membuka perbatasan. Harapan mereka, industri pariwisata Eropa masih bisa mengais sisa-sisa musim liburan yang sangat terdampak wabah virus corona. Aturan lockdown di sejumlah negara juga sudah mulai dilonggarkan.

Melihat kondisi ini, WHO langsung angkat bicara. Mereka mengingatkan setiap pemimpin negara agar melakukan kebijakan yang tepat dan terukur. Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan, memperkirakan, corona tidak akan hilang dalam waktu dekat. "Virus ini mungkin akan menjadi endemik dan tidak akan pernah hilang, seperti HIV belum hilang. Kita harus realistis karena tidak ada yang dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang. Penyakit ini dapat menjadi masalah yang panjang," ujarnya, seperti dikutip AFP, kemarin.

Baca juga : Koordinasi, Bukan Saling Serang

Ia berkata, ada banyak penyakit atau virus yang tetap ada meski vaksinnya sudah ditemukan. Salah satu contohnya adalah campak. Virus HIV juga masih ada. Bedanya, penularan virus lain relatif bisa ditekan. Sementara, virus corona lebih susah karena memiliki tingkat penularan dan penyebaran lebih cepat. Berada di sekitar pasien corona dengan proteksi pun masih berisiko tertular.

Ryan mengakui, pandemi corona ini bikin ekonomi macet. "Jika ekonomi tak diselamatkan, efek buruk lainnya juga menanti. Namun jika ekonomi cepat-cepat dipulihkan, risiko penularan masih tinggi," kata Ryan.

Baca juga : Update Corona: Jumlah Pasien Meninggal Semakin Dekati Angka 1.000

Ia lalu mencontohkan yang terjadi di Rusia. Negeri ini baru saja melonggarkan pembatasan sosial dan membolehkan orang bekerja. Akibatnya langsung terasa. Dalam sehari, ada pertambahan 10 ribu kasus baru. Kondisi itu membuat Rusia merangsek ke posisi kedua negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Amerika Serikat juga begitu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.