Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Apa Benar, Rendang Paling Enak Ada di Ethiopia?

Rabu, 27 Mei 2020 14:36 WIB
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Africa, Al Busyra Basnur.
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Africa, Al Busyra Basnur.

RM.id  Rakyat Merdeka - Suasana Lebaran di Ethiopia tetap hangat meski berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Walaupun tak seramai biasanya karena kebijakan social distancing, kuliner Lebaran khas Nusantara wajib ada di kediaman dan kantor KBRI Ethiopia yang terletak di Ibu Kota Addis Adaba. 

Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Africa, Al Busyra Basnur menceritakan suasana perayaan Idul Fitri di salah satu negara di Benua Afrika ini saat Ngobrol Santuy Live Instagram @rakyatmerdeka1999 "Lebaran di Ethiopia" yang dipandu Wartawan Rakyat Merdeka Firsty Hestyarini, Senin (25/5). 

Dengan mimik muka serius, Dubes Al meyakinkan para neziten yang nimbrung di acara Ngobrol Santuy ini, rendang terenak ada Ethiopia. Inilah menu favorit WNI yang berlebaran di Addis Ababa.   

Saat live, Dubes Al dengan ramah berkeliling menunjukkan kediaman dan Kantor KBRI Addis Adaba kepada para netizen yang nimbrung di acara Ngobrol Santuy.

Baca juga : Atasi Bencana, Jangan Timbulkan Bencana Baru

"Lebaran sama jatuh hari Minggu. Sekarang saya berada di luar di taman belakang kediaman. Namun kondisinya sangat berbeda dengan tahun kemarin. Kami Salat Id hanya dengan staf dan keluarga KBRI. Hanya 20 orang saja," cerita Dubes Al sembari berkeliling.

Kata Dubes Al, pihaknya terpaksa tidak mengundang WNI lain yang berada di negeri itu karena harus mematuhi protokol pemerintah untuk menunaikan salat di rumah. "Jadi kami tidak undang karena harus ikut protokol Covid-19," ujarnya.

Bisanya, Salat Id berlangsung ramai. Masyarakat Indonesia di Ethiopia jumlahnya sekitar 190 orang. Sekitar 140 lebih ada di Kota Industri Hwasa dan 40 orang lebih berada di Addis Adaba. 


"Biasanya, sebagian besar ikut perayaan di KBRI," ujarnya sembari berkeliling menjelaskan suasana KBRI. Ada taman dan gedung pertemuan.

Baca juga : Ada Apa “Toean dan Oligarki”?

Dubes Al memamerkan taman, ruang pertemuan masyarakat Indonesia yang biasanya sering dipakai untuk tempat acara, ruang tamu, ruangan dubes hingga ruang galeri, pameran foto yang dirancang oleh arsitek asal Italia. 

Di tengah pandemi ini, Dubes Al menyakinkan bawah masyarakat Indonesia dalam keadaan baik. Baik di Ethiopia maupun di Djibouti. Selama pandemi, pemerintah Ethiopia juga menerapkan berbagai pembatasan ketat. Penutupan sekolah, rumah ibadah dan tempat umum lainnya. Perlu diketahui, penduduk di Ethiopia, 37 persen muslim. Mayoritas Kristen Ortodok, 51 persen. 


"Ethiopia ini the most religius people in the world. Tetap ada pembatasan rumah ibadah di tengah pandemi. Masyarakat Indonesia di Hwasa, Salat Id di pabrik-pabrik dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," ungkapnya.

Apakah ada open house? Ada tapi hanya untuk staf dan keluarga. Masyakarat Indonesia ataupun tamu lokal, tidak hadir karena mematuhi protokol. Ia pun tetap menyajikan kuliner lebaran khas nusantara.

Baca juga : Merasa Benar dengan Sikap Parnoan

"Kita hanya makan bersama bareng staf dan keluarga KBRI, ada 40 orang. Kita tidak bisa mengundang semua masyarakat. Ada rendang,  opor ayam, lontong. Ada semua menu hari raya di sini kita punya chef asal Indonesia," ungkap Dubes Al sambil mengenalkan chef tersebut, yang ternyata adalah istrinya, Wenny Busyra.

"Ini rendang paling enak di Ethiopia," kelakarnya membanggakan masakan sang Istri.


Bagaimana mencari bahan-bahan untuk masakan tersebut? Dubes Al menyebut, di negara ini mudah menemukan bahan makanan baik di mall modern maupun di pasar tradisional. Hampir semua bahan makanan dapat ditemukan. 

"Kecuali satu, tak ada kelapa. Kalau mau santan kita beli kalengan. Kenapa kelapa tak ada di sini? Karena Addis Adaba ini ada di pegunungan tinggi, sekitar 2200 meter dari permukaan laut. Kelapa tidak tumbuh subur. Tetapi labuh siam, kunyit, sereh, juga alpukat mentega paling enak tumbuh subur di sini," ungkap Dubes Al. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.