Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Kalau Masinton Pasaribu sudah mengkritik pemerintah, pasti ada yang serius. Penting. Sebagai anggota Fraksi PDIP, pendukung pemerintah, “normalnya”, dia membela. Atau, diam saja. Atau cari isu lain. Atau, bahkan, menyerang balik para pengkritik. Sekarang, justru dia yang jadi striker.
“Perppu No 1 Tahun 2020 Kepentingan nyata Kaum Oligarki. Toean… Ini bukan Perppu, ini Sabotase Konstitusi,” kata Masinton lewat akun twitternya.
Ketika dikonfirmasi, apakah benar dia mempertanyakan Peraturan Pemerintah Pengganti UU tersebut, Masinton mengatakan, benar. Dia bahkan menjelaskan lebih lanjut pernyataannya bahwa Perppu adalah peraturan pengganti UU bukan pengganti UUD.
Sebelumnya, Masinton juga mencuit tentang stafsus presiden yang lagi heboh. “Pemuda yg menjadi stafsus harusnya bertugas menjadi Agen Perubahan, bukan agen perusahaan,” tulis Masinton.
Baca juga : Kebijakan Salah: Melenyapkan Burung
“Menyulut bom” seperti ini tentu tidak sembarangan. Ada latar belakangnya. Ada diskusi-diskusi dan debat hangat di belakang layar. Di grup-grup WA internal pasti menjadi pembicaraan serius. Ada pro kontranya. Tidak sembarangan dilepas ke publik.
Apalagi diksi yang digunakan cukup seksi. Misalnya”, “kepentingan kaum oligarki”, “Toean”, atau “Sabotase Konstitusi”.
Masinton tidak atau belum menjelaskan siapa Kaum Oligarki dan Toean yang dimaksudnya. Apa kepentingannya? Bagaimana mereka bekerja dan sebagainya.
“Bom” yang disulut Masinton ini seperti menggambarkan bahwa ada persoalan di internal koalisi. Ada sekat antara “kami” dan “mereka”. `Ada yang belum jelas dan belum terkonfirmasi. Kalau ini tak segera diklirkan, bisa berkembang menjadi sesuatu yang tidak kondusif bagi pemerintah yang tengah berjuang melawan Corona.
Baca juga : 405 T, Siti dan Kehati-hatian
Ataukah, ini hanya suara Masinton pribadi? Atau suara sekelompok orang dalam partainya, atau sekelompok orang dalam koalisi pendukung pemerintah?
Yang pasti, ada sesuatu yang membuat Masinton resah terhadap Perppu ini. Masinton seolah bergabung dalam barisan sikap yang sama dengan 23 tokoh, diantaranya Amien Rais dan Din Syamsuddin, yang sudah menggugat Perppu ini ke Mahkamah Konstitusi.
Atau, bisa juga Masinton ingin menunjukkan dukungannya lewat cara lain: meluruskan yang bengkok. Mencintai dengan cara memberi jamu, bukan kembang.
Atau, dia ingin memberi pesan bahwa sahabat atau pendukung yang baik adalah yang selalu mengingatkan, walau pun pahit, bukan yang menjerumuskan walaupun yang diungkapkan itu terkesan indah dan manis.
Baca juga : Perlu Lebih Transparan
Begitukah? Ataukah ini hanya sekadar riak kecil dari drama politik?(*)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.