Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terus Cari Musuh

China Bisa Dikeroyok AS, Jepang dan India

Senin, 22 Juni 2020 05:46 WIB
Demonstran membakar foto yang menggambarkan Presiden China Xi Jinping dalam unjuk rasa memprotes China, di Kolkata, India, 18 Juni 2020. (Foto Reuters/Rupak De Chowdhuri
Demonstran membakar foto yang menggambarkan Presiden China Xi Jinping dalam unjuk rasa memprotes China, di Kolkata, India, 18 Juni 2020. (Foto Reuters/Rupak De Chowdhuri

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam pekan ini, China seolah jadi musuh bersama tiga negara. Yaitu India, Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Akibat gaya berpolitik yang konfrontatif.

Konflik perbatasan antara China dan India masih panas. Potensi konfrontasi lain men- cuat antara China dengan Jepang.

Kekhawatiran meningkat, setelah pekan lalu penjaga pantai Jepang mengumumkan kapal China berada di perairan dekat Kepulauan Senkaku/Diaoyu selama 65 hari hingga Rabu (17/6) lalu, seperti dilansir Japan Times Times.

Menanggapi kehadiran China di Senkaku/ Diaoyu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menegaskan kembali, Kepulauan Senkaku berada di bawah kendali Jepang.

“Tidak diragukan lagi wilayah kami secara historis dan hukum internasional. Sangat serius bahwa kegiatan ini berlanjut. Kami akan menanggapi pihak China dengan tegas dan tenang,” kata Suga.

Dalam sebuah pernyataan Jumat (19/6), Kementerian Luar Negeri China menanggapi pernyataan Jepang dari perspektif sebaliknya. “Pulau Diaoyu dan pulau-pulau afiliasinya adalah bagian yang melekat dari wilayah China, dan itu adalah hak kami untuk melakukan patroli dan kegiatan penegakan hukum di perairan ini.”

Kepulauan Diaoyu/Senkaku tak berpenghuni berjarak 1.900 kilometer barat daya Tokyo. Terakhir mereka bersitegang soal ini pada 2012. Baik Jepang maupun China mengklaim pulau-pulau itu. Tetapi Jepang telah mengelola pulau itu sejak 1972.

Pemicu Sengketa

Baca juga : Bertemu Menhan, Pimpinan MPR Bahas Pokok-pokok Haluan Negara dan RUU HIP

Dilansir CNBC, surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah China memuat laporan yang berjudul “Konservatif Jepang mengganggu pemulihan hubungan China-Jepang dengan menyulut sengketa Kepulauan Diaoyu,” mengkritik upaya prefektur Okinawa Jepang untuk mengubah administrasi kepulauan tersebut.

Global Times menyebut hal itu dapat membahayakan hubungan Jepang-China. Sementara Asahi Shinbun Jepang memberitakan, Dewan Kota Ishigaki ingin memisahkan pulau-pulau dari bagian-bagian pulau Ishigaki yang padat untuk merampingkan praktik administrasi. Namun dalam resolusi Dewan Kota Ishigaki menegaskan, pulau-pulau adalah bagian dari wilayah Jepang.

“Mengubah penunjukan administrasi pada saat ini hanya dapat membuat perselisihan lebih rumit dan membawa lebih banyak risiko krisis,” kata Li Haidong, profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Hubungan Luar Negeri China kepada Global Times.

Sengketa pulau-pulau itu tidak jauh berbeda dengan sengketa perbatasan di ketinggian Himalaya. Selama puluhan tahun ketegangan di perbatasan yang tidak jelas antara China dan India, akhirnya makan korban awal pekan ini.

Berdarah Di Lembah Galwan 

Bentrokan tentara kedua negara menewaskan 20 tentara India pada Senin malam (16/6) di Lembah Galwan. Menurut pemerintah India, ini adalah bentrokan paling mematikan di perbatasan India-China dalam lebih dari lima dekade.

AS menyampaikan belasungkawa kepada India pada Jumat (19/6) atas kematian para tentara India. “Kami menyampaikan belas- ungkawa terdalam kepada rakyat India atas nyawa yang hilang sebagai akibat dari konfrontasi baru-baru ini dengan China,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pesan yang diunggah di Twitter.

“Kami akan mengingat keluarga para prajurit, orang-orang yang terkasih, dan para kerabat saat mereka bersedih.”

Baca juga : Duta Besar Havas Oegroseno Ajak Semua Kalangan Lindungi Laut

India mengatakan pihak China juga menderita korban, tetapi Pemerintah China belum meng- ungkapkan jumlah korban di pihak mereka.

Bentrokan itu merupakan puncak dari ketegangan kedua negara di kawasan Lembah Galwan, Himalaya. Bagi India kawasan sengketa ini masuk di kawasan Ladakh. Sedangkan bagi China kawasan itu disebut Aksai Chin, Xinjiang.

Dalam dua dekade terakhir, India telah membangun hubungan politik dan pertahanan yang lebih dekat dengan AS. Apalagi Negeri Paman Sam itu telah menjadi salah satu pemasok senjata utama India.

Mantan Menteri Luar Negeri India, Nirupama Rao yang juga terkenal sebagai mantan diplomat top mengatakan, akibat konfrontasi ini, India mesti punya hubungan yang lebih erat dengan AS dan sekutunya seperti Jepang untuk membantu menghadapi kekuatan ekonomi dan militer China.

“Ini adalah kesempatan bagi India untuk menyelaraskan kepentingannya dengan lebih kuat dan tegas dengan AS sebagai mitra strategis utama dan menanamkan lebih banyak energi ke dalam hubungan dengan Jepang, Australia, dan ASEAN,” tulis Rao dalam surat kabar The Hindu.

Hingga saat ini, ketegangan China-India tetap tinggi, meskipun kedua pemerintah sepakat akan berusaha mengurangi konfrontasi.

Sehari setelah pemakaman beberapa tentara di kota asalnya, seruan publik India semakin meningkat untuk membalas dendam dan memboikot barang-barang buatan China. Bahkan warga India, sebagaimana ditulis The New York Times, turun ke jalan menyerukan aksi protes meminta pemboikotan China. Massa menghancurkan televisi buatan China di jalan dan menginjak-injak foto Presiden China Xi Jinping.

“Kita harus melukai China dengan seribu luka. Kita perlu memukul mereka di tempat yang paling menyakitkan, dan itu, ekonomi,” kata  warga bernama Ranjit Singh seraya me- nyerukan boikot produk China.

Baca juga : Terus Saingan Sama AS, China Mau Nambah Anggaran Militer

Sejak bentrokan militer China-India, para pejabat militer telah mengadakan pembicaraan tetapi tidak ada tanda-tanda terobosan. “Situasinya tetap seperti semula, tidak ada pelepasan (tentara), tetapi juga tidak ada penumpukan pasukan lebih lanjut,” kata sumber dari pemerintah India, yang mengetahui situasi di lapangan.

“Kami tidak ingin berperang dengan Tiongkok, tetapi kami sepenuhnya siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang timbul dari konflik baru-baru ini di Garis Kontrol Aktual (LAC),” kata Kepala Angkatan Udara India Marsekal RKS Bhadauria Sabtu (20/6).

Pejabat itu mengatakan setidaknya 76 tentara India terluka selama bentrokan itu, dan telah dirawat di rumah sakit. “Tidak ada yang kritis sampai sekarang,” katanya.

Dengan adanya konflik berdarah di Galwan, Perdana Menteri India Narendra Modi menghadapi salah satu tantangan terbesar kebijakan luar negeri yang paling sulit sejak ia berkuasa pada 2014.

Sementara itu, hubungan China dengan AS juga masih panas. Terkait perang dagang. Terkait Covid-19. Selain itu, Pemerintah AS ju- ga dikabarkan sudah mengirim kapal induk mereka untuk berpa- troli di Laut China Selatan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.