Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Spekulasi pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi terus dikembangkan. Badan Intelijen Amerika Serikat alias CIA menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman alias MBS adalah dalang di balik kasus pembunuhan keji itu.
Informasi ini diungkap The Washington Post. Media tempat Khashoggi bekerja ini mengutip sumber, seorang pejabat AS yang dekat dengan CIA. Laporan ini dirilis pada Jumat (16/11). Dikutip dari BBC, kemarin, Washington Post menyebut, CIA menyebut MBS bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. MBS-lah yang memerintahkan pembunuhan jurnalis berusia 60 tahun itu.
Kesimpulan CIA terkait keterlibatan Pangeran Saudi, didasarkan pada penilaian terhadap MBS sebagai pemimpin yang paling berkuasa di Saudi, bahkan untuk urusan sekecil apa pun. Posisi yang diterima adalah bahwa tidak mungkin (pembunuhan) terjadi tanpa dia (MBS) sadar atau terlibat, tutur sumber.
CIA melihat MBS sebagai seorang teknokrat yang cukup baik, tetapi juga sebagai orang yang mudah berubah dan arogan. Seseorang yang berubah dari nol menjadi 60 derajat, jelas pejabat negeri Paman Sam itu. Analis CIA bahkan percaya, MBS memiliki pegangan yang kuat pada kekuasaan yang ada sekarang.
Baca juga : Jasad Khashoggi Ditaro Di 5 Koper?
Dia juga tidak dihadapkan pada situasi sulit sebagai seorang pewaris tahta kerajaan, meskipun terkena skandal pembunuhan Khashoggi. Dia kemungkinan akan bertahan hidup, tutur pejabat CIA tersebut, sekaligus menambahkan bahwa MBS sebagai raja Saudi di masa depan akan diterima begitu saja.
Sumber The Washington Post juga menyebut, kesimpulan CIA itu berdasarkan rekaman yang diberikan oleh pemerintah Turki dan sejumlah bukti lain, termasuk info dari intelijen AS. Setelah melakukan pemeriksaan, CIA mengungkit bahwa ada pembicaraan antara saudara pangeran yang juga Duta Besar Saudi untuk AS, Khalid bin Salman dengan Khashoggi.
Khalid mengatakan kepada Khashoggi, bahwa dirinya harus pergi ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen pernikahan, dan memberikan jaminan keamanan bagi yang bersangkutan.
Kesimpulan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik apakah Khalid mengetahui bahwa Khashoggi akan dibunuh. Namun, menurut orang-orang yang mengetahui panggilan tersebut, Khalid menelpon MBS.
Baca juga : 17 Menteri Mundur, PM Inggris Kembali Digoyang Isu Brexit
Nyatanya, jaminan keamanan yang diberikan Khalid palsu. Sebuah tim yang terdiri dari 15 orang agen Saudi bulan lalu terbang ke Istanbul dengan pesawat pemerintah, dan membunuh Khashoggi dalam konsulat Saudi, ketika kolumnis malang itu datang untuk mengambil dokumen yang dia butuhkan untuk menikahi tunangannya.
Namun, lewat akun Twitternya, Jumat (16/11), Khalid membantahnya. Dia mengatakan kontak terakhirnya dengan Khashoggi dilakukan melalui pesan teks pada 26 Oktober 2017, hampir setahun sebelum kematian wartawan itu.
"Saya tidak pernah berbicara dengannya melalui telepon dan tentu saja tidak pernah menyarankan dia pergi ke Turki untuk alasan apa pun. Saya meminta Pemerintah AS untuk mengeluarkan informasi mengenai klaim ini," ujarnya.
Gedung Putih maupun Kementerian Luar Negeri AS memang belum berkomentar apa pun terkait perkembangan yang dilaporkan CIA. Namun sumber Washington Post itu menyebut, kedua lembaga pemerintahan itu sudah mendapat informasi mengenai kesimpulan CIA. Juru Bicara CIA sendiri menolak berkomentar terkait dengan pernyataan pejabat CIA itu.
Baca juga : Istri Najib Didakwa Lagi, Terima Suap Rp 668 M
Juru Bicara Kedutaan Saudi di Washington Fatimah Baeshen pun membantah bahwa kedutaan dan Khashoggi melakukan pembicaraan yang membahas apa pun terkait kepergiannya ke Turki. Bahkan, dia menyebut klaim yang diutarakan oleh CIA adalah salah. [OKT/net]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya