Dark/Light Mode

Ahli Kesehatan Dunia Curiga

Rusia Bikin Vaksin Atau Bom Molotov?

Kamis, 13 Agustus 2020 08:13 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak pihak yang meragukan vaksin corona buatan Rusia. Soalnya, proses pembuatan dinilai terlalu cepat. Sejumlah ahli kesehatan menyebut vaksin Rusia ini dengan julukan “bom molotov” 

Salah satu yang curiga adalah mantan Komisaris Asosiasi Makanan dan Obat Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) Peter Pitts. Alasannya, tidak ada data dan transparansi dari Rusia soal proses pembuatan vaksi ini.

Apalagi di Negeri Beruang Merah itu juga tidak ada lembaga sekelas FDA seperti di Amerika. “Dan Rusia memiliki sejarah menyetujui obat dan vaksin dengan sedikit atau tanpa pengujian,” kata Pitts.

“Ini bukan vaksin dan lebih condong ke bom molotov pada saat ini, yang sebenarnya tidak kita butuhkan dalam pertempuran global melawan Covid-19,” imbuhnya.

Baca juga : Protokol Kesehatan Angkasa Pura I Diapresiasi Dua Menteri

Pitts berharap, vaksin Covid-19 akan dikembangkan untuk demografi yang berbeda. “Malu rasanya jika kami membiarkan pengembangan vaksin yang tidak solid dan berbasis sains,” kritiknya terhadap Rusia.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan Rusia untuk melalui seluruh tahapan demi menjamin keamanan vaksin.

Mereka menilai, pengembangan vaksin yang diberi nama Sputnik V dilakukan tanpa melalui tahapan standar. Sekadar info, pada Selasa (11/8) lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negaranya telah mendaftarkan vaksin Covid-19 pertama di dunia. Rusia jadi negara pertama yang melakukan hal ini.

Dilansir Euronews.com, Putin mengatakan, vaksin tersebut telah melalui semua tes keamanan yang diperlukan. Bahkan Putin mengaku, ia dan putrinya telah disuntik vaksin yang akan diproduksi massal pada Oktober mendatang.

Baca juga : Kementan Berhasil Turunkan Kasus Rabies Di Bali Berkat Vaksinasi Massal

Diketahui, saat ini terdapat 167 kandidat penelitian vaksin yang layak di seluruh dunia, 28 di antaranya sedang dalam proses “evaluasi klinis”.

Respons berbeda diutarakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Ia justru memuji usaha Rusia mengembangkan vaksin Covid-19. Meski banyak pihak meragukan vaksin tersebut, Duterte bersedia menjadi relawan uji coba.

Pernyataan itu disampaikan Duterte pada Senin (10/8) malam atau sehari sebelum Putin mengumumkan negaranya menjadi yang pertama mendaftarkan vaksin virus corona.

“Saya akan beri tahu Presiden (Vladimir) Putin, saya memiliki kepercayaan yang besar pada studi Anda dalam memerangi Covid-19 dan saya percaya vaksin yang Anda hasilkan sangat baik untuk kemanusiaan,” kata Duterte, seperti dikutip dari Reuters, kemarin.

Baca juga : Daniela Christiansson, Bikin Maxi Lopez Move On

Kasus Covid-19 di Filipina terus melonjak dan hingga kini mendekati 140.000 penderita. Posisi Filipina sudah menyalip Indonesia sebagai negara dengan kasus infeksi virus corona tertinggi di Asia Tenggara.

Duterte tak khawatir meskipun banyak pihak yang meragukan vaksin hasil pengembangan Rusia. Untuk membuktikan kepercayaannya yang tinggi, Duterte bahkan bersedia menjadi relawan uji coba vaksin begitu tiba di Filipina.”Saya bisa menjadi orang pertama yang mereka uji coba,” ujarnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.