Dark/Light Mode

Rusia Lirik Kerja Sama Sektor Energi Dengan Indonesia

Selasa, 22 September 2020 12:07 WIB
KBRI Moskow menyelenggarakan webinar yang menyatukan pelaku usaha bidang energi dari Indonesia dan Rusia. (Foto KBRI Moskow)
KBRI Moskow menyelenggarakan webinar yang menyatukan pelaku usaha bidang energi dari Indonesia dan Rusia. (Foto KBRI Moskow)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia melirik peluang kerja sama energi dengan Indonesia karena memiliki kemiripan pola konsumsi. Kedua negara sama-sama penggunakan energi fosil yang besar. Untuk itu Kedutaan Besar Republik Indonesia/ KBRI Moskow mengadakan webinar untuk menyatukan pelaku sektor energi kedua negara, Senin (21/9).

“Sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi yang besar tersebut dan guna mendukung kinerja diplomasi ekonomi, KBRI Moskow menyelenggarakan webinar energi antara pelaku usaha Indonesia dan Rusia,” ujar Wakil Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus Azis Nurwahyudi dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9).

Webinar tersebut temanya Memanfaatkan Potensi Kerja Sama Energi Indonesia-Rusia. Yang hadir perwakilan dari pihak pemerintah, pelaku bisnis di sektor energi serta akademisi Indonesia dan Rusia. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 70 tahun hubungan Indonesia-Rusia.

Baca juga : PDIP Puji Kinerja Pemerintah Atur Ekonomi dengan Baik

Dalam pertemun virtual itu, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Duta Besar Ngurah Swajaya menekankan perlunya kolaborasi untuk mendorong diversifikasi pasokan energi. Karena menjadi faktor kunci ketahanan dan kemandirian energi nasional untuk menghadapi ancaman pandemi Covid-19 dan kemungkinan disrupsi lain di masa mendatang. Pasokan energi di Indonesia dan Rusia selama ini memang masih didominasi energi fosil.

“Penggunaan energi fosil yakni migas dan batubara mencakup 69 persen konsumsi energi di Indonesia, hal ini serupa dengan Rusia yang 75 persen konsumsi energi berasal dari gas dan batubara,” terang Ngurah.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Ngurah Swajaya. (Foto KBRI Moskow)

Hal senang dilontarkan Wakil Presiden Business Russia Nonna Kagramanyan. Menurutnya, Rusia merupakan mitra yang tepat bagi Indonesia untuk pengembangan sumber energi alternatif dan energi terbarukan.

Baca juga : Berinteraksi Dengan Roh

Begitu juga dengan Kepala Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) London, Aditia Prasta. Ia  mengatakan, Indonesia juga memiliki kepentingan dalam pengembangan energi terbarukan. “Indonesia saat ini memiliki target 23 persen energi baru dan terbarukan pada 2025, sesuai dengan amanat Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)” sambungnya.

Pakar energi Toronto Tambun Indonesia masih tetap memiliki kebutuhan yang besar pada energi fosil. “Para pelaku usaha Rusia di bidang energi harus memandang ini sebagai peluang untuk melakukan investasi di Indonesia, bukan hanya untuk energi baru dan terbarukan tetapi juga pengembangan energi fosil menggunakan clean technology,” ujarnya.

Namun pakar energi Indonesia Toronota Tambun, lebih menekankan pada energi fosil. Ia mendorong para pelaku usaha Rusia di bidang energi harus memandang melakukan investasi di Indonesia, bukan hanya untuk energi baru dan terbarukan tetapi juga pengembangan energi fosil menggunakan clean technology. 

Baca juga : MPR dan UI Sepakat Kerja Sama di Bidang Riset dan Kajian

Menanggapi para pembicara, Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Tri Mumpuni menyatakan pentingnya berinvestasi pada teknologi energi yang berbasis pemberdayaan masyarakat setempat karena kondisi geografis Indonesia dengan banyak pulau. Tri mencatat, Indonesia membutuhkan teknologi pembangkit energi micro-hydro dan micro-geothermal untuk dapat dijangkau masyarakat di pulau-pulau terpencil di Indonesia.

Terlepas dari adanya berbagai pendapat tersebut, Direktur MKS Group yang juga presiden Asosiasi Pembangkit Tenaga Listrik Rusia, Maxim Zargonov, menyatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan Indonesia. Zargonov mengatakan pihaknya memiliki teknologi pembangkit listrik tersebut. MKS Group yang dipimpinnya juga telah memiliki beberapa cabang di antaranya di Jerman, Kazakhstan dan Uni Emirat Arab. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.