Dark/Light Mode

Ini 4 Jurus Airlangga Perbaiki Iklim Investasi Di Indonesia

Rabu, 16 September 2020 13:20 WIB
Menko Perkonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: ist)
Menko Perkonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyaknya keluhan investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia ditanggapi serius pemerintah. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyiapkan empat startegi dan kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

Strategi dan kebijakan ini dilakukan karena Indonesia memiliki peluang besar untuk menggantikan posisi China sebagai tujuan investasi. "Untuk menangkap peluang realokasi dari China ke Asia Tenggara,” katanya Airlangga dikutip dari Antara dalam acara HSBC Economic Forum di Jakarta, Rabu (16/9).

Startegi pertama adalah Airlangga segera menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR. Pasalnya, terdapat hal-hal yang disasar seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja, dan kesejahteraan pekerja.

Baca juga : Bahlil Yakinkan Investor Inggris, Iklim Investasi Indonesia Kondusif

Kemudian, juga mengenai peningkatan produktivitas kerja serta investasi sehingga transformasi ekonomi melalui RUU Cipta Kerja diharapkan mengeluarkan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Strategi kedua, kata Airlangga, menyusun daftar prioritas investasi yang tidak hanya dengan pendekatan picking the winners namun juga mencakup bidang-bidang usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun nonperpajakan.

Kriteria bidang usaha yang akan diberi fasilitas antara lain industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal hightech dan berbasis digital. "Diharapkan dengan daftar prioritas investasi ini dapat menarik investasi yang bukan hanya besar tapi juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

Baca juga : Pentingnya Promosi Islam Moderat Khas Indonesia

Strategi ketiga adalah melakukan pengembangan koridor di sepanjang Pulau Jawa bagian utara dalam rangka penguatan pengembangan industri dan konektivitas transportasi serta logistik. Airlangga menyebutkan koridor Jawa merupakan penyumbang 38,7 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional dan 53,56 persen terhadap total sektor industri nasional.

Pengembangan koridor ekonomi di Jawa bagian utara diharapkan dapat mendorong pemanfaatan kawasan industri sebagai pusat pengungkit pertumbuhan ekonomi baru untuk mendukung investasi di sektor industri perdagangan dan jasa.

Tak hanya itu, pengembangan ini juga diharapkan mampu meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri interkoneksi supply chain dan meningkatkan value chain. "Sekaligus mengintegrasikan kawasan industri dengan sistem pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik," ujarnya.

Baca juga : Ini Jurus KKP Kembangin UMKM Perikanan

Strategi keempat adalah menyusun inisiatif pembangunan superhub sebagai sentra produksi perdagangan teknologi dan keuangan karena saat ini terdapat lima potensi superhub di Indonesia. Lima potensi superhub tersebut yakni koridor Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Batam-Bintan-Karimun-Tanjung Pinang, kawasan ibu kota negara di Kalimantan Timur, dan kawasan segitiga rebana di Jawa Barat.

"Pengembangan industri berbasis kluster melalui superhub di daerah-daerah tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemerataan ekonomi antardaerah," katanya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.