Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berpidato di Sidang Umum PBB

Raja Arab Saudi Serang Iran

Kamis, 24 September 2020 09:28 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz (kanan) bersama Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. [Foto: Saudi Press Agency via Associated Press/AP]
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz (kanan) bersama Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. [Foto: Saudi Press Agency via Associated Press/AP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Berpidato di depan 193 anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menyerang Iran. Salman menuding, Negeri Mullah itu ekspansionis. Dia juga mengajak dunia internasional menyiapkan solusi komprehensif demi menghentikan upaya Iran memiliki senjata pemusnah massal.

Seruan ini disampaikan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz dalam pidato pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB, Rabu (23/9/2020) waktu setempat, melalui konferensi video.

Baca juga : Trump: 5 Negara Arab Lain Segera Berdamai dengan Israel

Salman menegaskan, Iran telah mengeksploitasi kesepakatan nuklir 2015, justru untuk mengintensifkan kegiatan ekspansionisnya, menciptakan dan menfaatkan jaringan teroris,. Ujungnya, memicu kekacauan, ekstremisme, dan sektarianisme. "Perlu solusi komprehensif dan posisi internasional yang tegas. Pengalaman kami dengan rezim Iran telah mengajarkan kami, solusi yang tidak utuh dan sekadar upaya meredakan saja, tidak akan menghentikan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” tegas Raja Saudi yang bertahta sejak 23 Januari 2015 itu.

Namun pernyataan Salman ini buru-buru dibantah Juru Bicara Misi Iran di PBB, Alireza Miryousefi. Tuduhan Saudi itu, ujarnya, tak berdasar. "Pernyataan itu tidak konstruktif dan tidak beralasan. Tujuannya hanya memperkuat kekuatan tertentu yang berniat menyebarkan perselisihan di antara negara-negara kawasan, terus menciptakan perpecahan, dan menjual lebih banyak senjata mematikan ke kawasan itu," katanya, menyinggung peran Amerika Serikat, seperti dikutip kantor berita Al Jazeera.

Baca juga : Diizinkan Beroperasi Saat PSBB DKI, Grab Puji Anies

Arab Saudi yang mayoritas rakyatnya menganut Sunni dan Iran yang didominasi rakyat berpaham Syiah, setidaknya dalam lima tahun terakhir terlibat dalam perang di Yaman. Di negara tersebut, koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Saudi membantu pemerintah Yaman memerangi gerakan pemberontak Houthi (baca: Hutsi) yang berpihak sekaligus didukung Iran.

Raja Salman menyatakan, Timur Tengah menderita, dan menuding Iran sebagai bagian terbesar penyebab ketidakstabilan kawasan itu. Dia juga menuduh kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran turut menyebar kekacauan politik. Termasuk terkait ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut bulan lalu. "Organisasi teroris (Hizbullah) ini harus dilucuti," katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.