Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Debat Capres AS Heboh

Trump dan Biden Tua-tua Keladi

Kamis, 1 Oktober 2020 05:43 WIB
Donald Trump menatap lawannya, Joe Biden yang sedang dipeluk mesra istri, Jill biden, usai debat pertama Capres Amerika Serikat, di Case Western Reserve University and Cleveland Clinic, Ohio, kemarin. (Foto  Morry Gash/Associated Press)
Donald Trump menatap lawannya, Joe Biden yang sedang dipeluk mesra istri, Jill biden, usai debat pertama Capres Amerika Serikat, di Case Western Reserve University and Cleveland Clinic, Ohio, kemarin. (Foto Morry Gash/Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Debat calon presiden (Capres) Ame­rika Serikat antara Donald Trump (74) dan Joe Biden (77) kemarin, berlangsung panas, sengit, dan berantakan. Kedua capres manula ini saling kritik, saling serang, dan sesekali saling melempar ledekan. Bahkan saling menghina. Tak ada yang benar­-benar mau mengalah. Trump dan Biden memang tua­-tua keladi.

Debat pertama Capres AS ini digelar di Case Western Reserve University and Cleveland Clinic, Ohio, Selasa (29/9) malam. Debat yang berlangsung 1,5 jam ini dipandu penyiar kawakan Fox News, Chris Wallace, dan disiarkan langsung sejumlah televisi.

Kedua capres tampil necis dengan setelan jas lengkap warna gelap. Yang membedakan mungkin motif dasi dan potongan rambutnya. Biden, capres asal partai Demokrat tampil dengan rambut pendek tersisir rapi. Sementara Trump, capres asal partai republik, tampil dengan gaya rambutnya yang khas. Berjambul di bagian depan. Ada enam topik yang dibahas dalam debat ini. Yaitu, politik pemilihan Ha­kim Agung, penanganan Covid-19, krisis rasial yang melanda AS, ekonomi, pemanasan global, dan integritas hasil pemilu.

Baca juga : Trump Ogah Mengutuk Gerakan Rasis Supremasi Kulit Putih

Tiap sesi, masing­-masing capres di­beri waktu dua menit untuk menjawab pertanyaan, memaparkan visi, lalu menanggapi satu sama lain. Namun aturan itu diabaikan Trump. Biden juga suka menyela Trump. Keduanya saling sela. Tapi Trump lebih sering. 

Saking seringnya disela, Biden yang selalu menjaga agar tetap tenang akhir nya emosi juga. “Bisakah kau tutup mulut, Bung?” pinta Biden. “Memang sulit berbicara dengan ba­dut ini,” ledeknya, seperti dikutip dari CBS News.

Perdebatan paling sengit terjadi saat membahas penanganan Covid­-19. Bi­den mengatakan, akan semakin banyak warga AS yang meninggal jika Trump tidak mengambil kebijakan yang lebih cerdas dan cepat.Trump yang jengkel dengan cepat menginterupsi.

Baca juga : Debat Dikuasai Trump, Biden Masih Unggul

“Apakah kamu menggunakan kata pintar?” kata Trump. “Kamu lulus paling rendah atau hampir paling rendah di kelasmu. Jangan pernah menggunakan kata pintar denganku, Joe,” ledek Trump, membalas. Trump kemudian menyerang Biden sebagai seorang sosialis yang tak punya kapasitas untuk bekerja di ruang Oval, menyindir pekerjaan putra Biden di Ukraina, hingga penyalahgunaan nar­koba Biden di masa muda.

Biden membalas serangan dengan menyebut Trump sebagai pembohong, penipu, dan presiden terburuk sepanjang sejarah. Dia bilang, di bawah Trump, AS semakin lemah, sakit, miskin, terbelah, dan penuh dengan kekerasan.

Karena Trump sering menyela dan moderator kewalahan mengatur alur debat, pembahasan tiap topik jadi kurang komprehensif. Apalagi Trump dengan seenak hatinya memindahkan dari satu topik ke topik lain. Meski sempat emosi karena terus diinterupsi Trump, Biden pun akhirnya memilih menatap langsung ke kamera alih­-alih ke arah Trump atau moderator.

Baca juga : Trump Vs Biden Saling Maki dan Interupsi

Dibandingkan Hillary Clinton, Capres Demokrat yang dikalahkan Trump pada pilpres 2016, Biden lebih rileks dan mampu tersenyum dan tertawa menanggapi hujan serangan yang dilancarkan Trump. Sikap Biden yang tenang ini menunjukkan, eks Wapres presiden Barack Obama ini telah mem­persiapkan diri dengan baik melawan gaya debat Trump yang sering melantur tak terarah.

Bagaimana pandangan para peng­amat politik AS terkait debat ini? Se­jumlah pengamat menyebut ini debat terburuk dan terkacau dalam sejarah Pemilu AS. Pengamat lainnya menilai, Aksi menyela ini memang cara Trump un­tuk menekan Biden. Dengan begitu, Trump berharap Biden akan kesulitan memaparkan program politiknya ke­pada para calon pemilih. Terutama kepada swing voters yang berjumlah 3-11 persen.

Jika itu tujuannya, Trump mungkin berhasil. Karena Biden sedikit kewalahan me­nyampaikan janji kampanyenya.Pengamat lain menyayangkan aksi tersebut lantaran tidak menyampaikan program atau agenda baru. Trump dianggap membuang kesempatan emas mengingat hasil survei Trump secara nasional tertinggal jauh 7,1 poin dari Biden.[BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.