Dark/Light Mode

Beda 2 Capres AS Tangani Kerusuhan, Biden Tetap Tenang Trump Grasa-grusu

Kamis, 4 Juni 2020 06:36 WIB
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden (berdiri, kiri) berbicara kepada para pemimpin agama dan tokoh masyarakat di Gereja AME Bethel di Wilmington, Delaware. (Foto Associated Press)
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden (berdiri, kiri) berbicara kepada para pemimpin agama dan tokoh masyarakat di Gereja AME Bethel di Wilmington, Delaware. (Foto Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bakal capres Amerika Serikat (AS) Joe Biden dari Partai Demokrat, memilih pendekatan berbeda menyikapi aksi protes di negara tersebut. Biden menemui warga Afrika- Amerika di sebuah gereja di Delaware, Senin pagi (1/6) waktu setempat.

Biden keluar dari rumah. Dan mengabaikan aturan karantina alias lockdown di negara tersebut. Pria 77 tahun itu, berkumpul dengan belasan pemimpin kulit hitam lokal.

Pertemuan itu diadakan menjelang pertemuan virtual dengan sejumlah wali kota. Ia disebut akan berkomunikasi dengan Wali Kota Los Angeles, Atlanta, Chicago dan St. Paul, Minnesota.

Baca juga : Ekspor Tanaman Krisan ke Jepang Tetap Moncer

Pada pertemuan yang berlangsung di gereja AME Betel di kota kelahiran Biden, Wilmington, Delaware, eks wakil presiden era Barack Obama ini mendengarkan curhatan pemrotes dengan tenang. Ia terlihat membuat catatan di buku. Semua peserta, termasuk Biden, mengenakan masker.

“Joe Biden datang untuk mendengar dari kami,” kata Pastor Sylvester Beaman.

Pendekatan Biden yang lebih lembut bisa jadi tanda, capres dari Partai Demokrat ini lebih menekankan ketenangan dan kompetensi. Berbanding terbalik dengan sosok Presiden Donald Trump yang dikenal cekatan tapi grasa-grusu nubruk kiri kanan.

Baca juga : Dua Hari Penerapan PSBB Tangsel: Jalanan dan Pasar Tetap Ramai, Pelanggaran Marak

Anggota Kongres Demokrat dari Negara Bagian Florida Val Demings menyebut, Biden tidak selalu ada di balik meja. Dan, tentu saja tidak memakai suara seperti yang sedang berkuasa di Gedung Putih.

“Tapi saya pikir kami mencari seseorang yang dapat membuat mereka merasa lebih baik selama masa-masa yang sangat sulit ini,” kata Demings.

Kata Demings, AS perlu diyakinkan. Bahwa, ada seseorang yang memahami. Seseorang yang bersedia mengatakan, “ya”. “Kami memiliki beberapa masalah, dan seseorang yang bersedia mengatasinya,” ujarnya.

Baca juga : Kenyangkan Perut Rakyat

Namun, kepastian membutuhkan kehadiran. Dan itu telah menjadi rintangan bagi Biden. Akibat pandemi Covid-19, Ia masih bekerja dan beradaptasi menggunakan kekuatan media sosial sebagai pengganti kehadiran fisik. Pendekatan Biden yang sederhana, menunjukkan perbedaan dengan calon lawannya dalam pemilihan presiden (pilpres) AS.

Sebagai petahana, Trump disebut tidak melakukan apa-apa menghadapi krisis yang tengah terjadi. Suami Melania Trump itu, justru lebih banyak berkicau di Twitter. Di platform tersebut, Trump menyuarakan hukum dan ketertiban. Ia juga meminta tindakan yang lebih keras dari polisi kepada para pemrotes di seluruh wilayah AS. Di saat yang sama, Trump juga mengecam dan menyebut para pemrotes sebagai orang-orang Joe Biden yang radikal dan yang sedang berusaha mengeluarkan pelaku vandalisme dari penjara. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.