Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Sebelumnya
Singkatnya, dalam ketakwaan, zuhud, kelembutan dan kasih sayang, kerendahan hati, kesetiaan dan kejujuran, kesederhanaan hidup, membantu orang lain, dan puluhan sifat terpuji lainnya, Rumi menjadi teladan di masanya dan bahkan sepanjang masa.
Selain aktifitas-aktifitas keagamaan, sastra, irfan (makrifat) dan keilmuan, Rumi juga sibuk di istana pemerintahan. Meski demikian, ia tetap senantiasa mencurahkan usahanya dalam politik Islam dengan artian yang sesungguhnya, yaitu mengatur masyarakat secara sehat.
Baca juga : Warisan Budaya, Ketum Kowani Ajak Masyarakat Cintai Batik
Rumi telah mencapai puncak ketinggian syair dan irfan, pada saat yang sama ia juga khatib yang handal. Tak mengherankan, saat orasi, lingkup pembahasannya juga merembet kepada hal-hal politik dan manajerial untuk kemaslahatan masyarakat.
Dikatakan bahwa Rumi memiliki kepribadian berikut: Saat di rumahnya tidak terdapat makanan, ia akan merasa bergembira karena rumahnya menjadi seperti rumah Nabi. Namun jika terdapat makanan enak, ia akan bersedih karena menganggap rumahnya seperti rumah Fir’aun.
Dalam banyak kesempatan, terutama saat sendiri, makanannya hanya roti dan yogurt (seperti nasi dan garam di sini -Pent). Rumi sedemikian tidak tergiur kemewahan dan kesenangan dunia hingga saat berada di acara-acara mewah, tidak menyentuh makanan di sana sedikit pun.
Rumi menganggap keikhlasan dan kesucian harus disertai ilmu dan amal. Menurutnya, bila ilmu pengetahuan menyebabkan rasa ujub (sombong), hal itu tidak akan menjadi keutamaan.
Baca juga : Piala Liga Inggris : Liverpool, Man City dan Villa Masih Mulus
Kehidupan Rumi yang membanggakan pada akhirnya sampai di titik penghujung. Ia wafat di Konya –kini masuk wilayah Turki bagian selatan, petang hari 5 Jumadil Akhir 672 H atau 17 Desember 17 1273 M, pada usia 68 tahun. Makam penyair besar abad ke-6 ini menjadi tempat ziarah para pencinta dan perindu sang arif ini. (*)
[Penulis: Mehrdad Rakhshandeh Yazdi, Konselor Kebudayaan Iran di Jakarta]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.