Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tingkatkan Latihan Militer, Pasukan China Siap Tempur

Kamis, 15 Oktober 2020 22:07 WIB
Pesawat tempur China lepas landas dari Kapal Induk China, Shandong. [Foto: CCTV/SCMP]
Pesawat tempur China lepas landas dari Kapal Induk China, Shandong. [Foto: CCTV/SCMP]

 Sebelumnya 
Ketegangan Meningkat

Ketegangan di Laut China Selatan kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Di mana China dan AS saling menuduh melakukan tindakan provokasi. Baru-baru ini, AS menuduh China melanjutkan perluasan pulau buatannya di beberapa bagian Laut China Selatan. Juga kerap memprovokasi Taiwan, yang merupakan sekutu AS.

Baca juga : Hizbullah: Ogah Tinggalkan Irak, Pasukan AS Bakal Terus Diserang

Taiwan mendapat tekanan yang meningkat dari China, sejak Tsai Ing-wen terpilih pertama kali sebagai presiden pada 2016. Gertakan manuver angkatan udara pun meningkat.

Dalam beberapa pekan terakhir, pesawat tempur China bahkan kerap melintasi garis tengah sensitif Selat Taiwan. Garis ini berfungsi sebagai zona penyangga tidak resmi.

Baca juga : Ciptaker Seperti Supersemar

Di saat yang sama, AS juga mengkritik perlakuan China terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Serta Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru diberlakukan Beijing di Hong Kong, yang dikatakan sebagai serangan langsung terhadap kebebasan penduduk di wilayah itu.

Sedangkan China menuduh AS memicu konfrontasi di wilayah tersebut, dengan mengerahkan beberapa kapal perangnya dan menjual senjata canggih ke Taiwan. Padahal, China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak. Global Times bahkan menuding AS secara bertahap cenderung mendukung agar Taiwan memisahkan diri dari China.

Baca juga : Kirgizstan, Negara Pecahan Uni Soviet Yang Kini Kacau

Selain itu, China memprotes upaya AS membentuk aliansi Indo-Pasifik. Yaitu kemitraan keamanan yang mirip dengan NATO, namun dinilai China mengancam stabilitas kawasan.

Berbicara di Kuala Lumpur, Selasa lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, kemitraan yang dipimpin AS dapat menandai awal dari “lereng yang berbahaya dan licin" di kawasan Asia-Pasifik. Wang juga memperingatkan terhadap gangguan eksternal. Dia menekankan, bahwa masa depan suatu wilayah harus ditentukan sendiri oleh orang-orang di wilayah tersebut. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.