Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tersangka Penusukan Di Gereja Prancis Tidak Terdaftar Sebagai Militan

Jumat, 30 Oktober 2020 10:03 WIB
Presiden Emmanuel Macron (kedua kiri) mendatangi tempat kejadia penusukan di gereja Notre Dame, Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020). (Foto EPA-EFE)
Presiden Emmanuel Macron (kedua kiri) mendatangi tempat kejadia penusukan di gereja Notre Dame, Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020). (Foto EPA-EFE)

RM.id  Rakyat Merdeka - SEORANG pria Tunisia bersenjatakan pisau membunuh seorang wanita dan dua orang lainnya di sebuah gereja di kota Nice, Prancis. Pria itu kemudian ditembak dan dibawa polisi pada Kamis (29/10).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs penting seperti tempat ibadah dan sekolah. Peringatan keamanan Prancis pun dinaikkan ke level tertinggi.

Berbicara di luar gereja, Macron mengatakan Prancis telah diserang. Dia menegaskan aksi kejam tersebut tidak mendapat tempat di negara Eropa tersebut.

"Atas nilai-nilai kami, untuk rasa kebebasan kami, dan kearifan lokal di tanah kami untuk memiliki kebebasan berkeyakinan ...saya mengatakannya dengan sangat jelas lagi hari ini: Kami tidak akan memberi tempat (untuk serangan)."

Baca juga : Tak Ada Yang Datang Kapal Pun Tenggelam

Kepala jaksa anti-teroris Jean Francois Ricard mengatakan tersangka adalah seorang pria Tunisia kelahiran tahun 1999. Dia tiba di Eropa pada 20 September di Lampedusa, pulau Italia. 

Lampedusa merupakan titik pendaratan utama bagi para migran dari Afrika. Sumber keamanan Tunisia dan sumber polisi Prancis menyebut tersangka sebagai Brahim Aouissaoui.

Ricard mengatakan pria itu memasuki kota dengan kereta api pada Kamis (29/10) pagi dan pergi ke gereja. Dia menikam dan membunuh pengurus gereja tua berusia 55 tahun dan seorang wanita berusia 60 tahun. Dia juga menikam seorang wanita berusia 44 tahun yang sempat melarikan diri ke restoran terdekat, lalu beberapa menit kemudian dinyatakan meninggal.

Menurut Ricard, sebelum polisi datang dan menghadang penyerang, tersangka masih meneriakkan "Allahu Akbar". Polisi kemudian menembak dan menangkapnya.

Baca juga : Tidak Ada Korban WNI Dalam Insiden Penusukan Di Nice Prancis, Tiga Tewas

"Pada penyerang, kami menemukan sebuah kitab suci dan dua telepon, serta pisau aksi kejahatan," kata Richard.

Ia menjelaskan pisau itu panjangnya 30cm dengan ujung tajam 17cm. Ada juga tas yang ditinggalkan penyerang. "Di samping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan," ungkap Ricard.

Kini tersangka berada di rumah sakit dalam kondisi kritis. Juru bicara pengadilan khusus kontra-militansi Tunisia Mohsen Dali mengatakan, Aouissaoui tidak terdaftar sebagai tersangka militan atau orang yang berafiliasi dengan aksi terorisme. Dia mengatakan Aouissaoui meninggalkan negara itu pada 14 September dengan perahu.

Tunisia telah memulai penyelidikan forensiknya atas kasus tersebut. Walikota Nice, Christian Estrosi, mengatakan serangan itu mirip dengan pemenggalan guru Samuel Paty awal bulan ini di dekat Paris.

Baca juga : Kawal Penyiapan SDM Unggul Dan Berdaya Saing

Paty telah menggunakan kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan. Protes pun kemudian datang dari umat Muslim. Pengunjuk rasa mengecam Prancis yang membiarkan aksi penerbitan kartu Nabi Muhammad.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.