Dark/Light Mode

Antisipasi Bencana Alam Di Tengah Wabah

Doni Pantau Titik Nol Sungai Ciliwung

Rabu, 21 Oktober 2020 08:14 WIB
Kepala BNPB, Doni Monardo
Kepala BNPB, Doni Monardo

RM.id  Rakyat Merdeka - Masalah pandemi Covid-19 menjadi bertambah kompleks bila terjadi bencana alam. Diperlukan persiapan matang demi mengantisipasi dan menanggulangi korban saat terjadinya bencana. Jangan sampai, bencana alam justru menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19. 

Untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor akibat dampak fenomena La Nina, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meninjau Telaga Saat atau Nol Kilometer Sungai Ciliwung, Megamendung, Bogor, kemarin. 

Didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan Bupati Bogor Ade Yasin, dia menjelaskan, Telaga Saat adalah suatu tempat di kawasan Cisarua yang merupakan nol kilometer sungai Ciliwung. 

“Telaga Saat ini pada 2018 awal masih ditutupi gulma. Sebagian besar atau sekitar 85 persen itu daratan, hanya 15 persen saja yang terdiri dari air,” katanya dalam diskusi secara virtual “Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi” dari Telaga Saat, Megamendung, Bogor, kemarin. 

Baca juga : Bingung Nolak Undangan Di Tengah Situasi Pandemi? Begini Etikanya…

Doni mengatakan, ia yang saat itu menjabat sebagai Komandan Resort Militer (Danrem) 061 Surya Kencana Bogor menggerakkan program revitalisasi Telaga Saat. 

Kemudian, lanjutnya, proses revitalisasi dibantu Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat Djarot Saiful Hidayat serta didukung penuh oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono. 

“Hingga kin,i kita lihat Telaga Saat merupakan tempat yang sangat indah. Tempat yang pantas untuk dijadikan destinasi wisata,” kata Doni. 

Mengomentari hal ini, Bupati Bogor, Ade Yasin mengaku telah melibatkan komponen masyarakat untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi. 

Baca juga : Antisipasi Mogok Buruh, Kapolri Terbitkan Telegram

Ia berupaya mengedukasi masyarakat agar tidak mudah menebang pohon dan mengalihfungsikan lahan. Tujuannya agar mencegah terjadinya longsor. 

“Kami juga melibatkan beberapa pencinta alam dan penyuluh lapangan untuk mengedukasi masyarakat. Sebab, bahaya (longsor dan banjir bandang) itu tidak hanya buat mereka (di dataran atas), tapi juga masyarakat yang berada di daratan paling bawah,” imbuhnya. 

Menurut Ade, mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat penting. Sebab, kontur tanah di setiap wilayah Kabupaten Bogor berbedabeda dan berbukit-bukit. 

“Ada yang rapuh, ada yang kuat. Kita harus safe dulu yang rapuh, jangan terjadi lagi bencana seperti awal 2020,” ucapnya. 

Baca juga : Antisipasi Pinjol Abal-abal, Sandi Dorong Fintech Syariah

Ade mengungkapkan, daerah yang paling rawan longsor berada di Kabupaten Bogor Barat, Bogor Selatan dan Bogor Timur. “Kalau Utara, lebih datar. Jadi masih aman,” tandasnya. [QAR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.