Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bolehkan Muslim Bunuh Warga Prancis

Mahathir Bikin Geger

Sabtu, 31 Oktober 2020 07:21 WIB
Eks Perdana Menteri Mahathir Mohamad. (Foto: ist)
Eks Perdana Menteri Mahathir Mohamad. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Protes keras terhadap Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang telah menghina Islam dan menghina Nabi Muhammad SAW bukan ha­nya dilakukan negara­-negara Arab dan Turki, tapi juga disuarakan negara­-negara di Asia.

Mantan Per­dana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bahkan bereaksi keras dan kejam terhadap Macron. Saking jengkelnya ke Macron, Mahathir bilang, orang Muslim boleh bunuh warga Prancis. Pernyataan Mahathir ini bikin geger dunia sampai­-sampai cuitannya dihapus pihak Twitter.

Pernyataan Mahathir itu disam­paikan lewat akun Twitter pribadinya, Kamis (29/10). Lewat cuitannya, politisi 95 tahun ini mengecam tindakan Presiden Macron yang terang-­terang membolehkan kartun Nabi Muhammad karya Majalah Charlie Hebdo, dipamerkan. Juga pernyataan kontroversial Macron soal Islam yang membuat banyak negara muslim bereaksi.

“Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu,” cuit Mahathir.

Baca juga : BPPTKG Ingatkan Erupsi Gunung Merapi Makin Dekat

Cuitan Mahathir ini langsung viral. Tak hanya menggema di dunia maya, tapi dikutip media­-media di dunia nyata. Ada yang setuju. Ada juga yang menyayangkan pernyataan Mahathir yang dianggap terlalu keras terhadap Prancis. Akhirnya, cuitan itu pun dihapus pihak Twtter karena dianggap melanggar aturan keamanan.

Mahathir kecewa cuitannya di­ hapus Twitter. Mahathir maunya di­beri kesempatan untuk menjelaskan postingan yang juga dipasang di facebooknya itu. “Saya merasa muak dengan upaya­ upaya untuk salah memahami dan mengambil keluar konteks dari apa yang saya tulis dalam blog saya,” ucap Mahathir, kemarin.

Mahathir menyebut para peng­kritiknya gagal membaca postingan­nya secara penuh. Kebanyakan, hanya fokus pada satu paragraf yang menyinggung soal ‘hak membunuh jutaan orang Prancis’ yang cuitannya diberi label ‘mengagungkan ke­kerasan’.

“Mereka berhenti di sana dan menyiratkan bahwa saya sedang mempromosikan pembantaian warga Prancis,” jelas Mahathir.

Baca juga : Persahabatan : Prancis 7-1 Ukraina, Corona Bikin Merana

Kendari kecewa, Mahathir me­ngaku tak bisa melakukan apapun ke pihak Facebook dan Twitter yang telah menghapus postingannya. “Menurut saya, karena mereka adalah penyedia kebebasan ber­ bicara, setidaknya mereka harus mengizinkan saya menjelaskan dan mempertahankan posisi saya,” jelas Mahathir.

Sejumlah petinggi negara lain ikut bereaksi dengan pernyataan Mahathir. “Saya tahu bahwa dia tidak dan tidak akan mendukung kekerasan yang sebenarnya. Tapi dalam iklim saat ini, kata­kata bisa memiliki kon­ sekuensi,” kata Komisaris Tinggi Australia untuk Malaysia, Andrew Goledzinowski seperti dilansir The Star, Jumat (30/10).

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyebut pernyataan Mahathir tidak masuk akal dan menjijikkan. “Satu­-satunya hal yang harus dikatakan hari ini adalah mengutuk sepenuhnya serangan itu,” katanya.

Sementara itu, mantan PM Malay­sia Najib Razak meminta publik memahami pernyataan Mahathir secara utuh. Kata dia, Mahathir tak bermaksud menyinggung. “Dunia harus tenang dan membaca pernyataan @chedetofficial (akun Twitter Mahathir­red) dalam konteks lengkapnya. Saya yakin dia tidak bermaksud seperti yang dia katakan,” ujar Najib.

Baca juga : Kalau Benar Ikut Pemilu Lagi, Mahathir Jilat Ludah Sendiri

Najib juga mengingatkan, per­nyataan Mahathir merupakan sikap pribadi. Tidak bisa disimpulkan, kalau pernyataan Mahathir mewakili Malaysia. Sehingga, dunia tidak usah menyeret Negeri Jiran dalam masalah ini. Najib juga setuju, kala akhirnya akun media sosial Mahathir harus ditangguhkan agar tak menimbulkan “lebih banyak kerusakan”. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.