Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia, terutama dalam upaya menghapus kemiskinan. "Bagi Indonesia, isu kelapa sawit tidak hanya sekedar sustainability, namun juga menyangkut pencapaian Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ucap Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus (Stef) Abraham Blok di Kementerian Luar Negeri Belanda, Jumat (5/4).
Baca juga : Mensos Gelorakan Restorasi Sosial
Dalam kesempatan tersebut, Retno juga menyampaikan kekecewaan karena Komisi Eropa mengadopsi Draft Delegated Act yang diskriminatif mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai minyak nabati berisiko tinggi Indirect Land Use Change (ILUC). Ditekankan Retno, pentingnya pembahasan yang berimbang atas isu kelapa sawit.
Baca juga : Jepang Menuju Era Baru Reiwa
Selain isu kelapa sawit, kedua menteri juga membahas berbagai isu dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara.
Baca juga : Garuda Kena Getah Boeing
Retno menyampaikan berbagai kemajuan HAM di Indonesia. Selain itu kedua menteri juga membahas beberapa isu dalam kerangka multilateral, di antaranya agenda presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan PBB Mei 2019. Dalam hal ini, Retno menyampaikan undangan kepada Menlu Blok untuk dapat hadir pada salah satu debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York dalam masa presidensi Indonesia. [MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya