Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Survei Hidup Bahagia Di Saat Pandemi

Rumput Tetangga Lebih Indah Dari Rumput Di Sini

Minggu, 28 Maret 2021 09:31 WIB
Hidup bahagia/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Hidup bahagia/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 membuat rasa bahagia masyarakat di belahan dunia berubah jadi frustasi. Tak terkecuali Indonesia. Bahkan bicara soal hidup bahagia, Malaysia masih di atas Indonesia. 

Selama lebih dari setahun, pandemi virus Corona membawa ketakutan dan kecemasan pada seluruh orang di dunia. Hal ini membuat United Nations World Happiness Report 2021 melakukan survei tentang kebahagiaan. 

Hasilnya, Finlandia yang menempati peringkat pertama urutan negara paling bahagia di dunia. Keberhasilan Finlandia dalam menanggulangi Covid-19 disebut berpengaruh pada kepercayaan yang dimiliki rakyatnya. Menyusul Finlandia, ada Denmark, Swiss, Islandia, Belanda, Norwegia, Swedia, Luksemburg, Selandia Baru dan Austria. 

Sementara, negara yang paling tidak bahagia ditempati Afghanistan. Disusul oleh Zimbabwe, Rwanda, dan Botswana. 

Baca juga : Supaya Kuat Saat Pandemi, Pedagang Kecil Perlu Disuntik Bantuan Modal

Lalu bagaimana dengan Indonesia? United Nations World Happiness Report 2021 menempatkan Indonesia pada urutan ke-82 dalam survei soal kebahagiaan. Atau satu posisi lebih rendah dibandingkan negara tetangga, Malaysia, yang ada di urutan 81. 

Berdasarkan survei tersebut, tingkat kepatuhan publik di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, jauh lebih rendah dengan skor rata-rata 67,4 persen. “Hanya Indonesia yang mencatatkan skor rendah di kawasan Asia Pasifik yaitu 43 persen. Tidak ada negara di Atlantik Utara mencapai skor 70 persen dari kebanyakan orang yang mengikuti protokol kesehatan,” tulis survei tersebut. 

United Nations World Happiness Report 2021 mengatakan, tujuan survei ini dilakukan untuk melihat struktur dan kualitas hidup masyarakat, serta menggambarkan dan mengevaluasi bagaimana pemerintah di seluruh dunia menangani pandemi. Dalam survei ini, responden diminta memilih skala 1-10 tentang seberapa besar dukungan sosial yang mereka rasakan jika terjadi kesalahan, kebebasan mereka untuk membuat pilihan hidup sendiri, perasaan mereka tentang seberapa korup masyarakat mereka dan seberapa murah hati mereka. 

Pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan krisis di sektor kesehatan, tetapi krisis ekonomi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Salah satu indikator kondisi krisis ekonomi di Indonesia akibat pandemi virus asal Wuhan itu adalah meningkatnya jumlah warga miskin. 

Baca juga : Kisah Bahagia Di Tengah Pandemi, UKM Masih Tetap Ekspor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada September 2020 tercatat 27,55 juta orang. Angka penduduk miskin meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020. 

Pakar kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan, kecemasan atau ketidakbahagiaan itu bakal terus terjadi jika kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi tidak konsisten. Apalagi terhadap masyarakat berpenghasilan rendah. “Mereka makin cemas sehingga mau tidak mau daya beli dikurangi, konsumsi rumah tangga memprihatinkan, tabungan sudah habis, dan bansos pun tidak cukup,” nilainya. 

Karena itu, dia meminta pemerintah lebih serius lagi dalam penanganan Covid-19. Pemerintah juga harus memaksimalkan vaksinasi agar segera tercipta herd immunity. Dengan begitu ekonomi akan bangkit lagi. 

Warganet ikut mengomentari hasil survei tersebut. Pemerintah diminta mencontoh Finlandia yang membuat warganya tetap bahagia di tengah pandemi. “Ya, kita perlu contoh negara Finlandia. Mereka hidupnya tenang, aman, tentram, sejahtera jadi nggak ada desakan ekonomi. Biasanya orang hidup sudah stabil tidak ada emosi (sedikit-sedikit marah). Jika ada emosi sedikit, emosi bikin kepala sakit denyut jantung tidak stabil,” cuit @elimeidarti. 

Baca juga : Didik J Rachbini: Lagi Pandemi, Rem Dulu Belanja Infrastruktur

“Wajar cuma 6 juta penduduknya, lah kita 260 juta,” timpal @StavanusAdityaN. “Pindah menetap di sini ahhh. Tapi tetap dengan Paspor INA @ReneSinclair @sondakh_jeffry @Anto_ Toding,” ucap @AndiTato19. “Warga Malaysia lebih bahagia. Rumput Tetangga Lebih Indah Dari Rumput Di Sini,” ujar @SayaAdith. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.