Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Nggak Ada Faedahnya, Korut Ogah Ketemu Utusan AS

Jumat, 25 Juni 2021 06:15 WIB
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son-gwon. (Foto Reuters)
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son-gwon. (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korea Utara (Korut) menolak tawaran untuk bertemu dan berdialog dengan utusan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Korea Uyara Ri Son-gwon, Rabu (23/6), mengatakan, pertemuan dengan perwakilan AS sama sekali tidak berguna dan hanya membuang-buang waktu.

Dilansir media SCMP, Kamis (24/6), Ri menyatakan bahwa Korut bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan kontak dengan AS. "Negosiasi saat ini hanya akan “membuang waktu yang berharga,” cetus RI. 

Komentar Menteri Ri sejalan dengan pernyataan Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada Selasa (22/6).

Baca juga : Jangan Ada Nada Sumbang

Kim, yang merupakan Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Pekerja Korea (WPK), memperingatkan, harapan palsu dari AS bisa saja menjatuhkan mereka ke dalam kekecewaan yang lebih besar.

Sementara itu, utusan khusus pemerintah AS untuk Korea Utara, Sung Kim, menyatakan harapan bahwa Pyongyang akan menanggapi positif terhadap upaya AS. Pada Senin (21/6), Sung mengaku telah menawarkan untuk bertemu dengan pejabat Pyongyang “di mana saja, kapan saja” untuk memulai kembali negosiasi antara kedua negara “tanpa prasyarat.”

Namun, pernyataan utusan itu dikaitkan dengan peringatan bahwa, sampai pembicaraan dilanjutkan, Washington akan terus memberlakukan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada Korut.

Baca juga : Nggak Seperti Australia, Selandia Baru Ogah Ngegas Ke China

Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden Jake Sullivan telah mengindikasikan bahwa Gedung Putih berharap pernyataan dari Kim Jong-un pada konferensi politik pekan lalu akan mengarah pada dimulainya kembali pembicaraan nuklir.

Pembicaraan nuklir antara AS dan Korea Utara terhenti setelah Kim Jong-un dan Donald Trump gagal mencapai kesepakatan mengenai pelonggaran sanksi Amerika sebagai imbalan atas kemajuan Pyongyang dalam denuklirisasi.

Program senjata nuklir Korea Utara telah menjadi masalah yang sulit bagi Washington selama bertahun-tahun. Dalam upaya untuk mengubahnya, pemerintahan baru Presiden Joe Biden melakukan tinjauan ulang kebijakan dan mengatakan akan mencari cara yang "terukur dan praktis" untuk membujuk Pyongyang melakukan denuklirisasi.

Baca juga : Nggak Ada OTT di Bulan Ramadan, KPK Puasa?

Menganalisis sikap Korut ini, 38 North, sebuah proyek pemantauan Korea Utara yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa Pyongyang memperjelas bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk pertemuan segera.

Menurut 38 North, mungkin Korea Utara mengajukan keberatan untuk mengulur waktu sampai siap, mengingat pembatasan Covid-19 masih berlaku dan kontak diplomatik tatap muka tidak dimungkinkan.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.